China jadi tumpuan ekspor non migas Indonesia
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan perdagangan non migas dengan Australia, Jerman, Argentina, Thailand dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menyumbang defisit pada neraca perdagangan Indonesia, yakni sebesar USD 1,9 miliar.
Jumlah defisit neraca perdagangan terhadap kelima negara tersebut yakni, Australia sebesar USD 0,3 miliar, Jerman USD 0,2 miliar, Argentina USD 0,1 miliar, Thailand USD 0,6 miliar dan RRT atau China USD 1,1 miliar. Sementara, untuk negara penyumbang perdagangan non migas terbesar pada Bulan Mei 2014 yakni India, Amerika Serikat, Filipina, Belanda dan Uni Emirat Arab.
"Kelima negara mitra dagang tersebut menyumbang sekitar USD 2 miliar. Perdagangan dengan India dan Amerika Serikat menyumbang surplus non migas terbesar," jelas Lutfi di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/7).
Jika diakumulasikan total neraca perdagangan selama Bulan Januari hingga Mei 2014 mengalami defisit USD 0,82 miliar. Terdiri dari surplus non migas USD 4,7 miliar dan defisit migas USD 5,5 miliar.
Luthfi menambahkan, menguatnya ekspor non-migas lantaran adanya peningkatan beberapa produk utama. Peningkatan ekspor produk industri terutama disumbang oleh ekspor CPO (crude palm oil) dan olahan.
Meningkatnya permintaan CPO di Indonesia lantaran banyaknya permintaan dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) serta melemahnya nilai tukar ringgit Malaysia terhadap dolar Amerika Serikat. "Hal itu menyebabkan volume dan nilai CPO naik 78,7 persen dan 73,0 persen (MoM)," papar Mantan Duta Besar Jepang tersebut.
Tak hanya CPO, tambah Lutfi, beberapa produk yang mengalami peningkatan ekspor yakni timah, produk kimia, tembaga, serta besi dan baja. "Timah meningkat 96,1 persen, produk kimia 36,6 persen, tembaga 40,8 persen, besi dan baja sebesar 63,2 persen," katanya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya
BPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China
Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga: Indonesia Masuk Negara Menengah Atas, Pendapatan per Kapita Capai USD 5.400
Salah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca SelengkapnyaData BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaBadak Sudah Ada Sejak 14 Juta Tahun Lalu, Fosilnya Ditemukan di China
Penemuan ini memiliki dampak besar terhadap pemahaman evolusi dan distribusi spesies badak di Asia.
Baca SelengkapnyaEkspor Indonesia Anjlok Hingga 18 Persen di Juli 2023, Ini Biang Keroknya
Penurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaData BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar
Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca Selengkapnya