Chairul Tanjung: Sekarang bukan era buruh murah
Merdeka.com - Kenaikan upah buruh di berbagai provinsi masih menarik perhatian pemerintah, pengusaha dan buruh. Untuk menyiasati tingginya kenaikan UMP, muncul berbagai spekulasi bahwa pengusaha mengincar daerah dengan upah buruh yang murah.
Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung melihat, kemungkinan adanya migrasi industri ke daerah dengan upah murah tidak akan menyelesaikan persoalan. Dalam pandangannya, persoalan ini tidak bisa selesai dengan mencari celah daerah yang menerapkan upah buruh murah.
"Kita sudah tidak bisa lagi masuk dalam era buruh murah," ujarnya saat acara Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (29/1).
Menurutnya, ada mekanisme dalam pengupahan tenaga kerja yakni berdasarkan kontribusi dan produktivitasnya. Dengan demikian, jangan heran jika di negara-negara maju para buruh sudah diimbangi dengan fasilitas yang kompetitif untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas.
Dia menegaskan, industri yang berbasis buruh murah nantinya akan tumbang. Dia meyakini, jika ingin menjadi negara maju, ada transformasi ekonomi. "Bukan lagi pada buruh murah," katanya.
Menurutnya, langkah migrasi industri ke daerah dengan upah murah tidak berdampak besar. Sebab, lama kelamaan permintaan di suatu daerah akan meningkat sehingga kondisinya tidak akan jauh berbeda.
"Betul mereka migrasi industri, tapi saat demandnya naik maka akan ya siap-siap saja bagi industri itu," jelasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi Timur Tengah Memanas, Pemerintah Siapkan Langkah Ini untuk Lindungi Industri Dalam Negeri
Pemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri.
Baca SelengkapnyaCurhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaBRIN: Puting Beliung di Rancaekek Disebabkan Perubahan Tata Guna Lahan, Tanda-Tanda Alami Pemanasan Intensif
Perubahan tata guna lahan di Rancaekek dari sebelumnya kawasan hijau menjadi industri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak
Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaBeras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaBulog Beri Sinyal Harga Beras Bakal Turun Jelang Lebaran, Ini Faktor Pemicunya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnya3 Jurus Jitu Ganjar Turunkan Harga Bahan Pokok
Dia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndustri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19
Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca Selengkapnya