Cetak Sejarah di ASEAN, Kecepatan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sampai 350 KM/Jam

Jumat, 26 Mei 2023 10:23 Reporter : Anisyah Al Faqir
Cetak Sejarah di ASEAN, Kecepatan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sampai 350 KM/Jam Kereta Cepat Jakarta-Bandung. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Belum lama ini Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) melakukan tes fungsi (commisioning test) secara bertahap untuk menguji keseluruhan sistem dari armada dan kelaikan jalur yang akan dilintasi. Kalau ini sukses, itu akan berlanjut ke tahap uji coba operasi (trial operation).

Dalam uji coba tersebut, operator KCJB, PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) telah meningkatkan kecepatan kereta menjadi 180 km/jam. Dalam waktu 10 hari ke depan, KCIC akan menambah kecepatan kereta cepat menjadi 350 km/ jam.

"Ini sejarah lho di Indonesia, ada perjalanan moda transportasi kecepatan 350 Km per jam untuk kereta api, itu luar biasa. Kita harus bangga dengan kereta cepat," kata Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo di Jakarta, Kamis (25/5).

Hal senada pernah juga diungkapkan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi pada Januari 2023 lalu. Proyek kereta cepat ini akan memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia. Dia mengatakan pengembangan kereta cepat ini merupakan yang pertama kali di Asia Tenggara.

"Ini adalah kereta cepat pertama di wilayah Asia Tenggara, kecepatannya bisa mencapai 350 kilometer per jam," kata Budi di Stasiun Tegalluar, Bandung, Sabtu (28/1) lalu.

KCJB diklaim menjadi proyek kereta cepat pertama di Indonesia dan juga di Asia Tenggara yang telah diinisiasi sejak tahun 2015. Standar kecepatan kereta cepat ini akan mencapai 350 km per jam.

Dengan menempuh jarak sepanjang 142,3 kilometer, KCJB hanya memerlukan waktu tempuh 36 hingga 44 menit atau 40 menitan. Artinya, jauh lebih cepat dibanding waktu tempuh kereta reguler yang kini bisa mencapai 3-4 jam.

Kereta ini nantinya bakal memiliki empat stasiun pemberhentian yaitu Halim (Jakarta Timur), Karawang, Walini (Kabupaten Bandung Barat), serta Tegalluar (Kabupaten Bandung), serta memiliki kapasitas total mencapai 601 penumpang serta ruang khusus difabel.

2 dari 4 halaman

Selain Indonesia, China Bangun Kereta Cepat di Laos

Sebagai informasi, proyek KCJB sebenarnya dikerjakan bersamaan dengan proyek kereta cepat Laos yang menghubungkan kota-kota Kumnung di tenggara China dengan ibu kota Los, Vientiane. Keduanya sama-sama memulai proyek pada 2016 yang juga turut menggandeng China sebagai partner kerja sama.

Sayangnya, proyek kereta cepat Indonesia yang ditargetkan kelar 2019 harus mundur dua tahun. Kereta tersebut baru selesai 2022 dan dapat beroperasi 2023 mendatang. Sementara itu, Laos sudah lebih dulu rampung di 2021.

Kereta cepat Laos yang beroperasi dengan jarak 414 km hanya bisa melaju pada kecepatan 160 km/jam sehingga bisa dikatakan sebagai kereta semi cepat. Bahkan, model kereta cepat Laos merupakan model kereta yang paling lambat di antara kereta cepat China lainnya garapan China Railway Corporation. Meski begitu, kereta ini memangkas jarak tempuh berdurasi 15 jam menjadi 4 jam.

Sedangkan, kereta cepat Indonesia hasil kolaborasi dengan CRRC Qingdao Sifang yang menempuh jarak 142,3 km dapat melaju hingga kecepatan 350 km/jam. Kecepatan operasional kereta ini dapat memangkas waktu perjalanan dari 3-4 jam menjadi 36-46 menit.

3 dari 4 halaman

Anggaran Proyek Kereta Cepat Bengkak

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut China bersikeras meminta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi penjamin pinjaman utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Padahal tim teknis dari kedua negara telah menyepakati nilai cost overrun proyek sebesar USD 1,2 miliar dolar AS (sekira Rp18,2 triliun). Atas permintaan tersebut, Luhut merekomendasikan agar penjaminan dilakukan melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).

“Kami dorong melalui PT PII karena ini struktur yang baru dibuat pemerintah Indonesia sejak 2018," kata Luhut dikutip Rabu (13/4).

Mangkraknya proyek infrastruktur darat ini tak lepas dari berbagai kendala yang dihadapi sejak saat proyek dimulai. Pertama, pembebasan lahan. Pada kendala pertama ini, initial budget sudah disusun pada tahun 2015, namun pengadaan lahan baru dimulai tahun 2016 sampai dengan 2021. Sehingga ada eskalasi harga sesuai hasil KJPP (kantor jasa penilai publik).

"Jadi perkiraan untuk lahan yang kita bebaskan itu dihitung berdasarkan FS (feasibility study) di tahun 2015, sementara karena ada beberapa kendala pelaksanaan pembebasan lahan baru dimulai tahun 2016-2021 sehingga asumsi-asumsi yang ada di awal itu akhirnya bergerak berubah," ujar Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi, Jumat (14/4) lalu.

Kedua, pandemi Covid-19. Pada masa tersebut, membuat progres konstruksi menjadi lambat sehingga meningkatkan biaya proyek. Ketiga, kendala geologis menyebabkan penyelesaian tunnel 2 di Purwakarta dan pekerjaan sub-grade memerlukan waktu dan biaya tambahan.

Keempat, perubahan desain mencakup akses jalan Halim Kalimalang, akses jalan di kawasan industri THK, akses jalan di stasiun Tegalluar, pembangunan stasiun LRT Halim, area komersial, stasiun Halim, pembangunan Halim Office, penambahan pekerja OM sesuai studi BRA.

Kelima, perpajakan. Perubahan tarif PPN dari 10 persen menjadi 11 persen. PPN dan PPh atas transaksi pemanfaatan lahan atau hak pakai atas HPL PT PSBI.

Ke enam, kendala cash flow dan budgeting karena tertundanya pemenuhan base equity dari pemegang saham, dan pencairan pinjaman mengakibatkan progres konstruksi melambat sehingga mengakibatkan tambahan financing cost. Terdapat kegiatan yang budgetnya belum dianggarkan budgetnya belum mencukupi timbul penalti atas keterlambatan pembayaran.

4 dari 4 halaman

Kajian BPKP

Overrun lainnya hasil kajian Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yaitu;

1. Adjustment for change in cost USD401,3 juta atau 27,6 persen.

2. Financing Cost USD373,9 juta atau 25 persen.

3. Dampak Pajak atas Pengadaan lahan USD157 juta atau 10,8 persen

4. Pengadaan Lahan dan kompensasi USD91,9 juta atau 6,3 persen

5. Relokasi fasos fasum USD87,2 juta atau 6,02% persen

6. GSM - R Clearance USD77,3 juta atau 5,34% persen

7. PPN USD50,5 juta atau 3,4 persen

8. Aksesibilitas Stasiun USD43 juta atau 3 persen

9. Supply Listrik USD38 juta atau 2,6 persen

10. Biaya Pegawai dan umum USD30,7 juta atau 2,1 persen

11. Persiapan operasi dan pemeliharaan USD27,2 juta atau 1,8 persen

12. Training persiapan operasi dan pemeliharaan USD24,7 atau 1,7 persen

13. variation order USD22,3 juta atau 1,54 persen

14. lain lain USD22,3 juta atau 1,54 persen.

[azz]

Baca juga:
Harga Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diumumkan Kalau Pembengkakan Biaya Tuntas
Indonesia Mau Utang Rp8 Triliun ke China untuk Biaya Kereta Cepat, tapi Ada Kendala
Megah, Ini Wajah Stasiun Kereta Cepat di Tegalluar yang Masih Dibangun
Penampakan Depo Tegalluar, 'Markas' Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Kondisi Terkini Stasiun Karawang Jelang Tes Fungsi Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Progres Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terus Dikebut Jelang Operasional Agustus

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini