Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Uniqlo Telan Kerugian Dipicu Aksi Boikot Korea Selatan

Cerita Uniqlo Telan Kerugian Dipicu Aksi Boikot Korea Selatan Uniqlo U-mood. ©gizmodo.com.au

Merdeka.com - Uniqlo, merek fesyen asal Jepang harus menanggung dampak negatif akibat perseteruan politik antara Jepang dan Korea Selatan (Korsel). Hubungan kedua negara memanas hingga akar rumput dan berujung boikot.

Cekcok dimulai ketika Pemerintahan Shinzo Abe dituduh memberatkan proses perizinan produk Korsel dari lima hari menjadi 15 hari.

Pihak Korsel meyakini itu adalah langkah Abe karena tak terima keputusan mengganti rugi biaya wanita penghibur Korsel yang ditindas Jepang pada masa kolonial di awal abad 20.

Produk Jepang pun kena boikot, mulai dari bir Asahi dan Sapporo sampai baju Uniqlo. Jubir induk Uniqlo pun mengakui hal itu.

"Kami bisa mengkonfirmasi bahwa ada dampak penjualan di Korea," ujar juru bicara Fast Retailing, induk Uniqlo di Jepang seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (17/8).

Laporan Forbes juga menyebut pembeli Uniqlo di Korea Selatan sedang makin sedikit, padahal sedang ada diskon. Antreannya yang biasa mengular pun terpantau sepi.

Uniqlo memiliki hampir 190 toko di Korsel yang menghasilkan penjualan 140 miliar yen per tahun atau Rp 18,8 triliun (1 yen = Rp 134). Penjualan Uniqlo di Jepang menyumbang 6,6 persen revenue perusahaan.

Nikkei Asian Review melaporkan Korea Selatan juga siap mencabut Jepang dari daftar putih mereka. Langkah ini dinilai balasan sebagai karena Jepang turut mencabut Korsel dari daftar putih pada awal Agustus.

Namun, pihak Jepang malah tidak terima dan berkata tindakan Korea Selatan melanggar hukum internasional.

Presiden Korsel Moon Jae In pun akhirnya menyampaikan pernyataan diplomatis agar kedua negara berdamai. Korsel berkata siap berdialog jika Jepang mau.

"Bila Jepang memilih jalan dialog dan kooperasi, kami akan dengan senang hati bergandengan tangan," ujar Moon dalam pidatonya seperti dikutip The Japan Times.

"Merenungkan masa lalu bukan berarti bergantung pada masa lalu tetapi menjadi lebih kuat dari apa yang terjadi dan maju menuju masa depan," tambah Moon.

Pidato itu dipersiapkan dalam rangka menandakan liberalisasi dari kolonialiasi Jepang pada 1910-1945.

Jepang dan Korsel juga sama-sama sekutu AS di Asia Timur. Presiden Moon berharap Jepang dan Korsel bisa berperan bersama dalam membuat kedamaian dan kesejahteraan di Asia Timur sembari merenungkan masa lalu kedua negara.

Reporter: Tommy Kurnia

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Skandal Tas Branded Istri Presiden Guncang Panggung Politik Korea Selatan

Skandal Tas Branded Istri Presiden Guncang Panggung Politik Korea Selatan

Pengamat menilai skandal ini mengancam prospek kemenangan partai Presiden Yoon Suk Yeol.

Baca Selengkapnya
Ratusan Warga Pati dan Kudus Jadi Korban Penipuan Penyedia Tenaga Kerja ke Korea, Total Kerugian Capai Rp4 Miliar

Ratusan Warga Pati dan Kudus Jadi Korban Penipuan Penyedia Tenaga Kerja ke Korea, Total Kerugian Capai Rp4 Miliar

Di antara korban sampai rela menjual truk demi bisa berangkat ke Korea

Baca Selengkapnya
Kilas Balik Perkebunan Karet di Aceh Timur, Komoditas yang Tak Kalah Berharga dari Rempah-Rempah

Kilas Balik Perkebunan Karet di Aceh Timur, Komoditas yang Tak Kalah Berharga dari Rempah-Rempah

Perkembangan komoditas karet di wilayah Aceh Timur tak lepas dari peran para pengusaha kolonialisme Belanda.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami

Jokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami

Jokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Masuk Tahun Politik, Pengusaha Korsel Pilih 'Wait and See' Buat  Investasi di IKN

Masuk Tahun Politik, Pengusaha Korsel Pilih 'Wait and See' Buat Investasi di IKN

Hal ini tidak lepas proses pemilihan presiden-wakil presiden Indonesia pada 14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
UntitledJokowi di Ujung Periode Kekuasaan, Dari Wacana Hak Angket Hingga Pemakzulan

UntitledJokowi di Ujung Periode Kekuasaan, Dari Wacana Hak Angket Hingga Pemakzulan

Langkah Gibran maju di Pilpres 2024 membuat sejumlah pihak meradang dan mendorong pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Dilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!

Baca Selengkapnya