Merdeka.com - Tiktik Sartika (53), salah satu guru honorer di Garut tidak menyangka rasa bahagia yang dirasakannya karena diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) berubah menjadi duka. Penyebabnya, karena beberapa lembar surat edaran. Bahagianya hanya berlangsung beberapa hari saja.
Dia bercerita bahwa sebelumnya dia sempat menerima surat edaran bahwa Tiktik lolos PPPK Prioritas 1 (P1). Dalam surat tersebut, dia ditempatkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 23 yang berada di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Saat itu, dia menemukan namanya yang dinyatakan lolos bersama ribuan honorer lainnya yang masuk P1. Mengetahui hal tersebut, keluarga Tiktik, termasuk keluarganya sangat bahagia dan menganggap apa yang didapatkan adalah jawaban atas doa yang selalu dipanjatkan.
Sekolah yang menjadi tempatnya menjadi PPPK, disebutnya adalah tempat dia mengajar selama ini. Setidaknya, di sekolah tersebut dia sudah menjadi pengajar dengan status honorer selama 33 tahun lamanya.
Beberapa hari menerima kabar bahagia, kabar duka kemudian diterimanya. "Saya termasuk salah satu dari tiga ribu sekian yang P1, tapi digagalkan, dibatalkan," ujar Tiktik, Jumat (10/3).
Kabar dibatalkannya pengangkatan Tiktik sebagai PPPK diketahui dari surat edaran baru. Saat mengetahuinya, dia sempat tidak mempercayainya.
Tidak hanya membuat duka baginya dan keluarga, pembatalan itu pun diakuinya cukup membuatnya malu dan sakit hati. Di antara beberapa orang dari sekolahnya, Tiktik satu-satunya orang yang dibatalkan yang tidak diketahui apa alasannya.
Tiktik mengaku berharap agar dia bersama teman-temannya sesama honorer yang dibatalkan pengangkatan sebagai PPPK bisa kembali dicabut pembatalannya. Terkait pembatalan itu, dia mengaku sudah mengadukan nasibnya kepada anggota DPRD Jawa Barat.
Sementara itu, anggota DPRD Jawa Barat, Enjang Tedi mengaku sudah menerima keluhan guru yang dibatalkan pengangkatannya. Dia mengatakan bahwa pembatalan pengangkatan itu tidak hanya di Garut saja, namun sejumlah wilayah lainnya di Jawa Barat.
Dia menjelaskan bahwa di Garut setidaknya ada 29 orang guru yang dibatalkan pengangkatannya sebagai PPPK. Di Jawa Barat, jumlah guru yang batal diangkat menjadi PPPK diketahui berjumlah 403 orang.
"Kita melihat bahwa ini melanggar undang-undang karena tidak ada kepastian hukum. Tentu Panitia Seleksi Nasional tidak profesional," kata Enjang.
Terkait pembatalan pengangkatan ratusan PPPK di Jawa Barat, dijelaskan Enjang, berdasarkan hasil penelusuran ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) karena adanya sanggahan dari peraih nilai lainnya. Namun setelah dilakukan penelusuran, ada hal yang cukup mengagetkan.
"Kami menemukan ada sejumlah guru di selatan Garut yang sudah lolos namun dibatalkan, padahal guru tersebut tidak memiliki pesaing di bawahnya. Misalnya yang terjadi kepada guru Bahasa Inggris di Cibalong, yang daftar 1 orang tapi dibatalkan padahal ketika menginput data itu sudah dikunci," jelasnya.
Advertisement
Oleh karena itu, dia memandang bahwa Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) tidak melihat satu persatu. "Bisa dikatakan Panselnas tidak professional dan melanggar undang-undang," ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut, Enjang berencana akan membawa ratusan guru di Jawa Barat yang dibatalkan pengangkatannya beraudiensi di Kemendikbud. "Nasib mereka harus diperjuangkan agar surat tugas mereka segera dikeluarkan sesuai yang sudah diumumkan sebelumnya," ucapnya.
Selain itu, dia juga meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar) untuk ikut memperjuangkan para guru. Namun dia memastikan, berdasarkan hasil penelusuran, pembatalan itu tidak ada dorongan dari Disdik Jabar. ”(Pembatalan) ini murni dari pusat, dari Kemendikbud," pungkasnya.
Baca juga:
Seleksi PPPK Teknis Tambahan Kementerian PANRB Dibuka, Catat Jadwalnya
Ada Penyesuaian, Cek Lagi Jadwal Lengkap Seleksi PPPK Guru 2022
Hasil Seleksi PPPK Guru 2023 Resmi Diumumkan Hari Ini, 250.300 Guru Dinyatakan Lulus
Nasib 3.043 Guru, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan
Hasil Seleksi PPPK Guru 2022 Resmi Diumumkan, Cek di Sscasn.bkn.go.id
Ekonomi Belum Pulih, Total Kekayaan 50 Miliuner Taiwan Anjlok
Sekitar 1 Jam yang laluFakta Unik Patung Liberty: Sumbangan Warga Prancis & Pembangunan Habiskan Rp157 M
Sekitar 2 Jam yang laluKisah Haji Dasril, Orang Kaya Lampung Dirikan Rumah Makan Berkat Nasihat Buya Hamka
Sekitar 3 Jam yang laluJokowi di Singapura: Harga Rumah di Sini Mahal, Tinggal di Nusantara Jadi Pilihan
Sekitar 12 Jam yang laluSido Muncul Teliti Tanaman Asal Brasil Bisa Pengganti Gula di Masa Depan, Apa Itu?
Sekitar 13 Jam yang laluPresdir Sido Muncul Tak Khawatir dengan Ancaman Kemarau Panjang
Sekitar 13 Jam yang laluKabar Terbaru MenPAN Anas: Pemerintah Sedang Hitung Jumlah Lowongan CPNS 2023
Sekitar 14 Jam yang laluUji Coba Pipa Berhasil, Gas Bumi Kini Mengalir ke Rumah Tangga di Kota Solo
Sekitar 14 Jam yang laluWaspada Kemarau Panjang, Moeldoko Minta Masyarakat Kurangi Makan Nasi
Sekitar 14 Jam yang laluBadai PHK Belum Berhenti, Perusahaan Teknologi Reddit Pecat 90 Karyawan
Sekitar 14 Jam yang laluKadin Indonesia Ajak Korsel Tingkatkan Investasi Kendaraan Listrik di Indonesia
Sekitar 14 Jam yang laluDigitalisasi Terintegrasi, Pertamina Hasilkan Cost Optimization hingga USD 3,27 M
Sekitar 15 Jam yang laluInovasi Bisnis Pertamina Sukseskan Reduksi Emisi hingga 31%
Sekitar 15 Jam yang laluBelajar dari Kasus Baut Kereta Cepat Dimaling, LRT Rekrut TNI AL untuk Amankan Aset
Sekitar 15 Jam yang laluKorban Ungkap si Kembar Rihana-Rihani Penipu iPhone Ada yang Bekerja di Kemendag
Sekitar 46 Menit yang laluDua Pelajar Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Tambora, Pedang dan Celurit Disita
Sekitar 11 Jam yang laluPolisi Segera Periksa Rebecca Klopper Terkait Laporan Video Syur
Sekitar 13 Jam yang laluPolri Tegaskan Tak Ada Anggota Divhubinter Terlibat Pemerasan WN Kanada
Sekitar 14 Jam yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 6 Hari yang laluPesan Manis Sang Jenderal dan Istri dari Balik Jeruji di Hari Ultah Anak Perempuannya
Sekitar 6 Hari yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 2 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluMinta Pasokan Serum dan Vaksin Antirabies, Viktor Laiskodat Telepon Menkes
Sekitar 6 Hari yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 1 Minggu yang laluBursa Transfer Liga 1: PSM Resmi Umumkan Masa Depan Ramadan Sananta, Jadi Gabung Persis Nih?
Sekitar 13 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Darynaufal Mulyaman, S.S., M.Si
Lecturer at Department of International Relations - FISIPOL UKIMeningkatkan Kemajuan ASEAN dalam 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Korea
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami