Cari Dana Penanganan Covid-19, Pemerintah Disarankan Jual SUN Ketimbang Utang ke IMF
Merdeka.com - Anggota Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun mendorong pemerintah memaksimalkan lelang surat utang negara (SUN) untuk mendanai penanganan wabah virus corona. Cara ini dianggap lebih efektif dan fleksibel ketimbang mendapatkan dana segar dari pinjaman luar negeri alias utang.
Dalam pandangan Misbakhun, di kondisi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini, lembaga keuangan global memiliki keterbatasan dana. Misbhakun menyebut Bank Dunia dan IMF hanya memiliki dana USD 150.000 triliun. Namun dana tersebut harus dibagikan juga kepada berbagai negara yang juga mengalami krisis.
"Semua negara di dunia juga antre untuk mendapatkan dana itu, ada berbagai persyaratan juga yang harus dipenuhi. Sementara kita membutuhkan dana yang sifatnya fleksibel," kata Misbakhun dalam diskusi virtual bersama IKANAS MUD4, Jakarta, Jumat (10/4).
Saat ini, pemerintah telah mendapatkan pinjaman luar negeri sebanyak USD 4,3 miliar. Global Bond ini bertenor 50 tahun. Namun jumlah tersebut dianggap masih kurang untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan.
Dia menyarankan berbagai tawaran pinjaman luar negeri sebaiknya tidak langsung diambil. "Kalau bisa jangan langsung diambil," ujar dia.
Jual SUN ke Bank Indonesia
Oleh karena itu, dia mendorong pemerintah menerbitkan SUN yang dijual kepada investor asing dan domestik. Namun jika pasar tidak mampu menyerap SUN yang diterbitkan dia meminta Bank Indonesia membelinya.
Apalagi dalam Perppu Nomor 1 tahun 2020 terkait penanganan wabah Covid-19, bank sentral diperbolehkan membeli SUN dari pasar primer. Pembelian SUN tersebut mendorong Bank Indonesia mencetak uang baru.
"SUN dibeli bank sentral dengan cara mencetak uang yang digunakan untuk pemerintah," kata politikus Partai Golkar ini.
Dia menyadari, pencetak uang dari Bank Indonesia bisa menimbulkan inflasi yang tinggi. Untuk mengatasi ini dia mengusulkan pencetakan uang disesuaikan dengan kebutuhan pemerintah.
"Saya bisa memahami menjual ke pasar keuangan membuat pemerintah berutang ke swasta tapi itu lebih baik karena tidak memikirkan berbagai persyaratan. Pemerintah hanya membayar pokok dan bunga yang mereka (investor) inginkan," kata Misbakhun.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya
Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaSosok Pendiri Toko Daiso, Meninggal Dunia Usia 80 Tahun dan Tinggalkan Kekayaan Rp29,7 Triliun
Yano meninggalkan kekayaan sebesar USD1,9 miliar setara dengan Rp29,7 Triliun lebih, menurut Indeks Milliarder Bloomberg.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024
Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaBank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp1,15 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran di Bali Nusra
Langkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnya