Merdeka.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) tengah memperbarui sistem layanan pembelian tiket kereta. Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengeluarkan layanan baru dalam aplikasi KAI Access. Tidak hanya memesan untuk tiket, aplikasi ini juga berguna untuk membatalkan dan mengubah jadwal tiket.

Corporate Deputy Director of Passenger Transport Marketing and Sales PT KAI (Persero), Mukti Jauhari, mengatakan peluncuran layanan baru KAI Access dilakukan bersamaan dengan KAI Online Travel Fair pada 13 hingga 17 Oktober 2018. Untuk itu, masyarakat dapat dengan mudah membeli dan mengubah perjalanan melalui aplikasi.

"Event ini juga kita lakukan untuk sekaligus mengenalkan produk aplikasi kami yaitu KAI access yang baru satu atau dua minggu kemarin kita launch fitur baru yaitu cancelling," ujar Mukti di Aryaduta, Jakarta, Rabu (10/10).

Mukti mengatakan, fitur cancelling dimunculkan dalam aplikasi KAI Access seiiring dengan banyaknya keluhan yang diterima oleh perusahaan saat mudik Lebaran. Di mana banyak pelanggan berbondong-bondong ke loket untuk menukarkan tiket akibat penambahan cuti bersama oleh pemerintah.

"Hal ini kita lakukan karena semangat kami yaitu we are listening our customer. Di Lebaran, komplain pembatalan itu segunung. Dari pejabat paling tinggi sampai ke Menteri, Dirut kami. Ya apa boleh buat, bukan kesalahan kami juga adanya perubahan masa cuti. Itu booming cancelling," jelasnya.

"Sehingga protes dimana-mana. Akhirnya kita sepakat tim komersial, untuk meluncurkan online cancelling. Dan itu hanya bisa dilakukan di KAI access. Nantinya, itu juga akan bisa dilakukan orang yang bukan beli di KAI access bisa cancelling di KAI Access, tapi harus punya akun KAI access," sambungnya.

Mukti menambahkan, selain meluncurkan aplikasi kemudahan mendapatkan tiket pihaknya juga berupaya mempermudah masyarakat dalam melakukan pembayaran. Salah satunya melalui pembayaran dengan menggunakan e-wallet yang dikerjasamakan dengan berbagai perbankan.

"Satu lagi kita akan punya e-wallet, Mandiri, BRI, dan BNI. E-money mereka bisa kita adopt semua. Insya Allah akan ada institusi lain yang bisa kita adopt."