Cadangan batu bara Indonesia kecil tapi jadi eksportir terbesar dunia
Merdeka.com - Indonesia akan mengalami krisis energi dalam 30 tahun ke depan. Hal ini jika cadangan energi fosil habis dan tidak ada energi alternatif yang dikembangkan sebagai penggantinya.
Pengamat Energi Marwan Batubara mengatakan, untuk batu bara contohnya, saat ini cadangannya terus berkurang. Sedangkan eksplorasi untuk menemukan cadangan batu bara baru minim dilakukan.
"Kita kurang melakukan eksplorasi untuk mencari cadangan batu bara baru. Potensi memang tidak ada, tetapi kalau tidak dipastikan dengan eksplorasi, kita tidak bisa klaim kalau kita punya cadangan," ujar dia dalam diskusi Menyoalkan Kebijakan Energi Nasional di Jakarta, Rabu (26/9).
Kondisi ini akan diperburuk dengan ekspor batu bara besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan tambang di Indonesia. Sehingga bukan tidak mungkin status Indonesia sebagai negara eksportir akan berubah menjadi importir.
"Cadangan energi fosil kita dalam kondisi yang terus berkurang. Kalau bicara batu bara, cadangan kita termasuk yang kecil tetapi kita merupakan eksportir terbesar di dunia. Jadi sudah tahu cadangan terus mengecil, kebutuhan untuk listrik terus bertambah, tetapi eksportir kita umbar terus sehingga kita bisa menjadi importir batu bara dalam 8-10 tahun ke depan," kata dia.
Menurut Marwan, saat ini cadangan batu bara Indonesia diperkirakan sebesar 20 miliar ton. Namun, dengan produksi batu bara sekitar 450 juta ton per tahun, artinya cadangan batu bara Indonesia hanya akan cukup hingga 40 tahun dan kemudian habis.
"Kalau kita terus ekspor, maka kita tidak punya lagi. Kalau minyak kira-kira 3,6 miliar barel. Gas sekitar 110 triliun cubic feet. Itu termasuk kecil juga. Minyak dengan rate 800 juta barel per tahun, mungkin akan habis dalam 12 tahun. Kalau gas habis dalam 20-30 tahun. Maka cadangan itu sangat perlu," jelas dia.
Jika cadangan energi fosil ini sudah habis semua, maka Indonesia akan mengalami krisis energi. Kecuali jika pemerintah secara serius mau mengembangkan energi alternatif seperti yang dilakukan oleh negara-negara alain.
"Kecuali orang menemukan yang alternatif. Negara lain memang mengembangkan itu, tetapi kita tidak melakukan. Jadi alternatif tidak ada, dan yang konvensional tidak bertambah, bisa jadi krisis," tandas dia.
Reporter: Septian DenySumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konsumsi Energi Fosil Masih Terus Naik, Target Bauran EBT Turun Jadi 17 Persen di 2025
Target bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaSolusi Anies untuk Transisi Energi Batu Bara yang Tidak Menimbulkan Penderitaan Rakyat
Anies mengakui transisi energi kepada yang lebih ramah lingkungan harus segera dilakukan
Baca SelengkapnyaGantikan Batu Bara, 30 Ton Olahan Sampah Dipasok ke Pabrik SBI untuk Jadi Bahan Bakar
Langkah ini untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, sekaligus membantu perusahaan mendapatkan sumber energi alternatif.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tak Disangka, Daerah di Indonesia Ini Simpan Harta Karun 5 Miliar Barel Minyak Bumi
Menurut kajian geoseismik yang dilakukan pada rentang 2019-2020, Buton menyimpan potensi harta karun minyak hingga mencapai 5 miliar barel.
Baca SelengkapnyaTerapkan Strategi Ini, PHE Temukan 1,4 Miliar Barel Setara Minyak Sepanjang 2023
Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan dalam negeri akan energi minyak dan gas secara volumetrik masih akan terus meningkat setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaDorong Pemberdayaan Masyarakat, BUMI Resources Ambil Langkah Begini
Kepercayaan mengelola sumber daya alam seperti batu bara, harus disertai dengan langkah-langkah pelestarian lingkungan.
Baca SelengkapnyaMenguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia
Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.
Baca SelengkapnyaIndonesia Butuh Suntikan Modal Asing untuk Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan
Dampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.
Baca SelengkapnyaIndonesia Kalah dari Filipina dalam Pemanfataan Energi Panas Bumi, Cek Faktanya
Filipina mampu mengembangkan dan memanfaatkan panas bumi dengan baik untuk kelistrikan di negaranya.
Baca Selengkapnya