BUMN: Kita Perlu Ubah Strategi Pembangkit, dari Carbon ke Renewable Base
Merdeka.com - Wakil Menteri BUMN, Budi Gunawan Sadikin menyebut bahwa saat ini telah terjadi perubahan konsumsi energi secara masif. Salah satunya dipicu kepercayaan masyarakat soal perubahan iklim akibat penggunaan energi fosil.
"Saat ini adalah saat di mana terjadi transisi energi masif yang kedua. Bukan disebabkan oleh production side (produksi) tetapi dari demand side (permintaan). Sebab, entah bagaimana, seluruh rakyat di bumi percaya kalau suhu naik 2 derajat, kutub akan meleleh dan dunia akan tenggelam, dunia akan tidak aman. Akibatnya apa? Semua orang percaya bahwa sistem energi harus berubah," jelasnya di webinar, Rabu (12/8).
Budi menegaskan kalau perubahan sistem energi kedua yang masif disebabkan dari konsumen tidak bisa dianggap remeh.
"Kita perlu mengubah strategi pembangkitnya, dari yang sifatnya carbon base menjadi renewable. Kita harus memikirkan bahwa pembangkit yang renewable itu tidak tersedia 24 jam x 7 hari. Kemudian, pembangkit dengan distribusinya juga akan berubah. Sebab orang-orang mungkin akan membangun tempat tenaga surya-nya sendiri, sehingga yang tadinya mereka hanya bisa membeli sekarang bisa menjual," ungkapnya.
Selain itu, jaringan distribusi yang tadinya satu arah akan menjadi dua arah. Menurutnya perubahan sistem energi lima sampai sepuluh tahun ke depan akan sangat masif. Perubahan sistem energi yang kedua akan mengubah peradaban manusia di waktu yang akan datang.
Transisi Energi Pertama
Sebelumnya, Budi menjelaskan mengenai transisi sistem energi pertama yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia pada saat itu, atau tepatnya dua abad yang lalu.
"Pada abad 18 dan 19 terjadi transisi sistem energi yang pertama. Perubahan di sisi produk dan supply, di mana energi aslinya (primary energy) bisa diubah menjadi energi sekunder," jelasnya.
"Dengan berubahnya primer menjadi gerak, yang tadinya orang naik kuda jadi naik kereta, orang yang tadinya bekerja pakai tangan jadi pakai mesin. Transisi energi dari primer ke energi gerak mengubah secara masif industri manufaktur. Revolusi industri juga terjadi karena disebabkan oleh energi primer dan secara signifikan dampaknya langsung kepada peradaban manusia."
Reporter Magang : Brigitta Belia
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konsumsi Energi Fosil Masih Terus Naik, Target Bauran EBT Turun Jadi 17 Persen di 2025
Target bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaPemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?
Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaTernyata, Isu Transisi Energi Jadi Salah Satu Kunci Pemilih Muda Tentukan Presiden Selanjutnya
Pemilih muda memandang isu transisi energi sangatlah mendesak untuk diselesaikan oleh Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Janji Tarif Listrik Tetap Murah di Tengah Percepatan Transisi Energi Baru Terbarukan
Percepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaData Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPerusda Kaltim Segera Terapkan Model Bisnis Berbasis Energi Terbarukan
Dia mendorong perusda merespon transformasi itu untuk masuk ke bisnis kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaKementerian BUMN Gelar RUPS Pertamina Tetapkan Jajaran Direksi Baru
Kementerian BUMN melakukan perubahan di pimpinan puncak PT Pertamina.
Baca SelengkapnyaSolusi Anies untuk Transisi Energi Batu Bara yang Tidak Menimbulkan Penderitaan Rakyat
Anies mengakui transisi energi kepada yang lebih ramah lingkungan harus segera dilakukan
Baca SelengkapnyaKonsumsi BBM Diprediksi Naik Saat Mudik Lebaran, Begini Strategi Pertamina Agar Bensin Tak Langka
Pertamina memprediksi konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 6 persen secara agregat.
Baca Selengkapnya