Bulog Minta Impor 65.000 Ton Beras Ketan, Perlukah?
Merdeka.com - Sekretaris Perum Bulog, Awaluddin Iqbal mengatakan bahwa salah satu alasan rencana impor beras ketan sebanyak 65.000 ton karena komoditas ini belum mampu dipenuhi oleh petani lokal.
Menurut Awaludin, petani dalam negeri tidak banyak yang menanam beras ketan sehingga pasokan terbatas padahal permintaan cukup besar terutama dari industri makanan.
"Kalau beras biasa, kita stok sangat berlimpah, Pak Dirut (Perum Bulog) juga sudah katakan tidak akan impor beras biasa. Tetapi komoditas khusus yang lain bisa," ujarnya dikutip Antara, Rabu (13/11).
Terhadap permintaan impor ini, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan perizinan belum dapat diberikan karena tidak ada kebutuhan yang mendesak.
"Masih dikaji terlebih dahulu. Jadi keputusan belum ada. Sejauh ini, kami lihat produksi petani, dari dalam negeri masih mencukupi," kata Indrasari.
Pentingnya Transparansi
Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty mengingatkan pentingnya transparansi dari rencana impor beras ketan sebanyak 65.000 ton yang dilakukan Perum Bulog dari Thailand dan Vietnam.
"Data stok nasionalnya bagaimana, prediksi demand menjelang akhir tahun, sehingga muncul kesimpulan perlu impor beras khusus ini. Jadi perlu transparansi," kata Telisa.
Telisa mengatakan bahwa pengawasan dalam impor barang komoditas memerlukan transparansi agar pelaksanaan dari kebijakan tersebut dapat tepat sasaran dan masyarakat dapat menerima alasan dari rencana itu.
Berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, saat ini rata-rata kebutuhan beras ketan nasional per tahun mencapai 150.000 ton dengan produksi dalam negeri hanya 80.000 ton.
Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mendorong produksi beras ketan dan mengurangi impor adalah dengan cara menambah luas lahan tanam.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Izinkan Lagi Bulog Impor Beras 1,6 Juta Ton di 2024, Ini Alasan Kemendag
Tambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaJelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bakal Impor 2 Juta Ton Beras di 2024, Ini Daftar Negara Asalnya
Namun demikian, Bulog belum mendapatkan dokumen penugasan secara resmi dari pemerintah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kebutuhan Hanya 600 Ton, Menteri Zulhas Buka Keran Impor Bawang Putih 300 Ribu Ton
Zulkifli bilang kebutuhan bawang putih di masyarakat hanya mencapai 600 ton. Namun dia membuka keran impor bawang putih hingga 300 ribu ton.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga
Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaTahun Depan, Pemerintah Bagi-Bagi Beras Lagi ke 22 Juta Keluarga Miskin
Sejak Maret-Desember 2023, Bulog sudah mendistribusikan 1,4 juta ton bantuan pangan beras kepada keluarga miskin.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaMentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani
Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca Selengkapnya