Bukan Lagi Pandemi, ini Ancaman Baru Pemulihan Ekonomi RI
Merdeka.com - Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara menyebut, saat ini terdapat risiko baru terhadap pemulihan ekonomi selain dampak pandemi Covid-19. Melainkan ketidakpastian global yang disebabkan geopolitik antar negara.
"Perang telah menciptakan harga komoditas yang tinggi, kenaikan harga yang cepat dan volatilitasnya tinggi," ujar Suahasil dalam Talkshow bertajuk: Laju Pemulihan RI Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Jakarta, Selasa (9/8).
Harga-harga komoditas bergerak sangat dinamis. Harga CPO yang pernah USD 1.800 kini turun menjadi USD 900. Begitu juga dengan harga nikel dan komoditas lainnya.
Perubahan harga yang cepat ini dalam waktu singkat telah menciptakan inflasi. Sehingga dalam jangka menengah siapapun kesulitan dalam melakukan perencanaan.
"Jangka pendeknya menciptakan inflasi tapi jangka menengah ini membuat kesulitan melakukan perencanaan," kata Suahasil.
Geliat ekonomi Indonesia di semester I-2022 telah menunjukkan perbaikan yang terus berlanjut. Meski di awal tahun dihadapkan pada penyebaran varian baru dari Omicron, namun tidak banyak mengganggu tren pemulihan.
"Kita ada serangan dari B4 dan B5 tapi karena ini mild, ekonomi tetap berjalan," kata dia.
Kinerja Ekonomi Indonesia
Bila diingat kembali, ujar Suahasil, tahun lalu di Agustus, Indonesia masih dihadapkan dengan dampak varian delta. Masyarakat tidak ada yang mau keluar karena khawatir terpapar.
Namun saat ini, ekonomi nasional sudah kembali bergerak bahkan di kuartal II-2022 ekonomi bisa tumbuh 5,44 persen. Tak lain ini didorong perbaikan di sektor transportasi, manufaktur dan pertanian.
Di sisi lain, kredit perbankan tahun ini meningkat cukup tinggi dan ketahanan bank dari kredit macet atau NPL tetap terjaga rendah. Kurs Rupiah juga masih tetap stabil dibandingkan negara lain. Pasar modal masih menunjukkan geliat positifnya.
"Ini fundamental-fundamental yang dilihat global dengan kekuatan ekonomi kita," kata dia.
Hanya saja, fundamental ekonomi nasional ini harus berhadapan dengan risiko global akibat perang. Sehingga pemerintah tetap harus waspada.
"Kita sadar ekonomi kita baik, fundamental baik tapi ada risiko di tingkat global," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?
Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaDi Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPaparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100
Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca Selengkapnya