Brexit buat produk ekspor Indonesia raup untung besar
Merdeka.com - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan fenomena keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) memperkuat nilai tukar Rupiah, salah satunya terhadap Euro. Hal ini membuat harga produk ekspor dalam negeri ke Eropa menjadi lebih mahal.
"Ini karena Euro melemah sehingga mereka harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli produk kita. Seperti Eropa dan Inggris. Tapi kalau naiknya kecil tidak akan terlalu parah. Tidak terlalu masalah," kata Sasmito di gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/7).
Hal ini terlihat dari ekspor nonmigas ke Uni Eropa pada Juni 2016 yang meningkat sebesar 4,4 persen, dari USD 1,18 miliar pada Mei 2016 menjadi USD 1,23 miliar. Sedangkan untuk impor nonmigas dari Uni Eropa pada Juni 2015 meningkat 8,14 persen, dari USD 852,2 juta pada Mei 2016 menjadi USD 921,6 juta.
"Kalau dilihat ekspor di semua negara (Eropa), pengusaha kita masih pegang pangsa pasar di negara tujuan ekspor. Bulan Juni ekspor impor kita ke Eropa meningkat," imbuhnya.
Dengan demikian, dia memprediksikan bahwa kegiatan ekspor impor dalam negeri ke Uni Eropa akan menunjukkan perbaikan di bulan Agustus.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaTolak Angin Sido Muncul Masuk Pasar Modern UEA dan Jadi Andalan Warga Arab Saudi
Sido Muncul memperluas penjualan produk produk Tolak Angin ke luar negeri, salah satu tujuan ekspor selanjutnya adalah Uni Emirat Arab.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaJepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaEkonomi Jepang dan Inggris Jatuh ke Jurang Resesi, Erick Thohir: Ekonomi Indonesia Bakal Tetap Tinggi
Saat ini saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,05 persen, lebih tinggi dari banyak negara di dunia.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaJokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami
Jokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca Selengkapnya