BPS soal impor daging kerbau: tidak banyak penduduk mengonsumsi
Merdeka.com - Pemerintah berencana untuk melakukan impor daging kerbau dari India untuk menekan harga daging sapi di Indonesia. Sebab, daging kerbau tersebut harganya lebih murah dan bisa membuat eksportir daging negara lain ikut menurunkan harga.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menilai keputusan tersebut tidak terlalu mempengaruhi kebutuhan daging. Sebab, daging kerbau hanya dikonsumsi oleh sebagian kecil masyarakat di Indonesia.
"Tidak banyak penduduk yang mengonsumsi, paling hanya masyarakat di bagian Pantai Utara. Jadi tidak akan signifikan terhadap kebutuhan perdagingan di Indonesia," kata Sasmito di gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/7).
Dia menilai, pengaruh daging kerbau baru akan terlihat ketika penjualan sudah mencapai 100 persen. "Daging kerbau itu seperti jengkol lah. Kalau pertumbuhannya sudah 100 persen baru bisa terlihat pengaruhnya. Apakah ganggu inflasi atau ekspor impor. Kalaupun ada tidak terlalu signifikan," imbuhnya.
Menurutnya, yang paling bisa mempengaruhi kebutuhan daging di Indonesia untuk menggantikan daging sapi adalah daging ayam dan ikan. Sebab, semua kalangan masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan kedua daging tersebut.
"Jadi kuncinya harus memilih ayam dan telur ayam yang baik. Apalagi kalau ikan kita tinggal tangkap sendiri," jelas Sasmito.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengolahan Daging Indonesia (National Meat Processor Association/NAMPA), Ishana Mahisa mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo dalam mengimpor daging dari India. Menurutnya, hal ini bisa menekan harga daging impor di Indonesia.
Menurutnya, India mengekspor daging kerbau dan bukan daging sapi. Kemudian, daging dari India juga tanpa tulang serta harganya lebih murah dan bisa membuat eksportir negara lain ikut menurunkan harga.
"Daging India murah, yang untuk industri saja USD 3,2 atau Rp 40.000 per kilogram. Daging Australia itu sekitar Rp 57.000. Ini solusi presiden tepat. Karena pada waktu daging kerbau India masuk pasti Australia juga ikut menurunkan harga," kata Ishana di kantor HIPMI, Jakarta, Rabu (24/2).
Ishana menyebut, impor daging kerbau dari India tidak jadi masalah, mengingat masyarakat Indonesia juga mengonsumsi daging kerbau. Bahkan, untuk dijadikan produk olahan, daging kerbau akan lebih enak karena jumlah lemaknya lebih sedikit dari daging sapi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ingat, Kuota Impor Daging Sapi Harusnya Mengacu Rekomendasi Kementerian Pertanian
Dalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.
Baca SelengkapnyaPastikan Daging Aman Dikonsumsi Warga, Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH
Petugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.
Baca SelengkapnyaData BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaData BPS: Impor Beras 2023 Terbesar dalam 5 Tahun Terakhir, Didominasi Jenis Beras Patahan
Sebanyak 2,7 juta ton yang diimpor berjenis beras patahan.
Baca SelengkapnyaMentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani
Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Diimbau Tak Panik, Jangan Borong Beras di Pasaran
Per 19 Februari, stok beras secara nasional yang dikelola oleh Bulog total ada 1,4 juta ton.
Baca SelengkapnyaMenkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca Selengkapnya