BPS: Penyederhanaan golongan listrik bisa timbulkan inflasi
Merdeka.com - Pemerintah berencana melakukan penyederhanaan golongan pelanggan listrik. Ke depan, golongan pelanggan listrik rumah tangga hanya terbagi menjadi tiga yakni pertama golongan subsidi 450 VA dan 900 VA, golongan kedua golongan 900 VA tanpa subsidi, 1.300 VA, 2.200 VA, dan 3.300 VA akan dihapus dan dialihkan menjadi 4.400 VA.
Sementara, golongan ketiga yaitu 4.400 VA hingga 12.600 VA dinaikkan dan ditambahkan dayanya menjadi 13.000 VA, serta golongan 13.000 VA ke atas dayanya akan di-loss stroom.
Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Yunita Rusanti mengatakan, penyederhanaan golongan pelanggan listrik nantinya akan berdampak pada kenaikan inflasi. Sebab, hal tersebut akan memicu peningkatan konsumsi yang kemudian memengaruhi pengeluaran masyarakat untuk listrik.
"Kalau konsumsi listrik naik ya pengaruh ke inflasi. Kan kami menghitung dari total pengeluaran untuk listrik berapa, ini yang kami hitung," ujar Yunita saat ditemui di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (15/11).
Yunita mengatakan, penyederhanaan golongan listrik ini nantinya akan menghilangkan pelanggan yang menggunakan daya sebesar 900 VA dan 1.300 VA. Sementara selama ini, sebagian besar masyarakat menggunakan listrik dengan besaran daya tersebut.
"Sekarang kan yang paling banyak adalah 900 VA dan 1.300 A. Kalau disederhanakan artinya akan terjadi pergeseran pelanggan. Otomatis ke 4.400 VA jadi tidak menutup kemungkinan konsumsinya meningkat," jelasnya.
Yunita menambahkan, berdasarkan survei BPS selama ini, listrik menyumbang sekitar 2,5 hingga 3 persen terhadap kenaikan inflasi. Untuk itu, pemerintah diminta mempertimbangkan agar kebijakan tersebut tidak mendorong kenaikan inflasi ke depan.
"kontribusi kenaikan terhadap inflasi sekitar 2,5 sampai 3 persen. Cukup tinggi. Kalau bisa sih, ini kan tarif tidan naik, tapi dari sisi bobot akan mempengaruhi pergeseran jumlah rumah tangga. Kalau dilakukan bertahap akan lebih baik," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaBulog Beberkan Keberhasilan Bantuan Pangan Beras dalam Menahan Laju Inflasi
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahun 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024
Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaKonduktor adalah Bahan Penghantar Listrik, Ketahui Sifat-Sifatnya
Konduktor elemen penting yang dapat menghantarkan listrik di berbagai peralatan.
Baca SelengkapnyaAlami Tren Penurunan Harga, Bos IBC Percaya Diri Permintaan Nikel Tetap Tinggi
Permintaan nikel diprediksi akan terus meningkat seiring dengan tren kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaMenengok Pergerakan Saham Emiten Konsumer di Libur Akhir Tahun & Momen Kenaikan UMP
Selain dari aspek liburan, momentum kenaikan upah minimum pendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca Selengkapnya