BPS Catat Inflasi Sepanjang 2021 Capai 1,87 Persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di bulan Desember 2021 sebesar 0,57 persen, lebih tinggi dari kenaikan inflasi pada November 2021 yakni 0,3 persen. Peningkatan inflasi ini tertinggi dalam 2 tahun terakhir.
Sementara itu, inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2021 mencapai 1,87 persen.
"Di bulan Desember ini terjadi inflasi sebesar 0,57 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (3/12).
Margo menjelaskan inflasi ini terjadi karena indeks kepercayaan konsumen mengalami peningkatan. Dari 107,05 pada November, menjadi 107,66 pada Desember 2021.
Selain itu, inflasi Desember juga ditopang kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau. Seperti cabai rawit, minyak goreng, dan telur ayam ras.
"Kalau kita lihat menurut kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau, komoditas dominannya adalah cabai rawit. Ini andil 0,11 persen dan diikuti minyak goreng berikan andil 0,08 persen dan terlur ayam ras 0,05 persen," imbuhnya.
Sementara itu, kontribusi cukup tinggi juga tercatat dari kelompok pengeluaran untuk sektor transportasi. Andil terhadap inflasi 0,57 di Desember 2021 sebesar 0,07 persen.
"Sisi transportasi ini terlihat karena adanya kenaikan tarif utamanya transportasi udara sebesar 0,06 persen," jelasnya.
Dari 90 kota yang diamati, Margo menyebut 88 kota/kabupaten mengalami peningkatan inflasi. Inflasi tertinggi ada di Jayapura sebesar 1,91 persen. Sedangkan inflasi terendah ada di Pekanbaru dengan tingkat inflasi 0,07 persen.
Tingginya inflasi di Jayapura disebabkan beberapa komoditas yakni angkutan udara memberikan andilnya 0,94 persen. Ikan ekor kuning menyumbang inflasi 0,29 persen, dan ikan tongkol 0,14 persen.
Sementara itu, 2 kota yang mengalami deflasi tertinggi yakni Dumai 0,13 persen dan Bukittinggi sebesar 0,04 persen. Adapun komoditas penyumbang deflasi di Dumai antara lain cabai merah 0,33 persen, ikan serai 0,06 persen dan tomat 0,02 persen.
Reporter: Arief Rahman H.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaBPS Catat Inflasi Januari 2024 0,04 Persen, Terendah dalam 5 Tahun Terakhir
Secara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaData BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Lengkap BPS soal Inflasi Tinggi pada Ramadan Tahun Ini
Komoditas ini dianggap sebagai komoditas pangan bergejolak sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi pangan.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaBPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos
Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca SelengkapnyaBenarkah Kenaikan Gaji PNS 8 Persen Bisa Picu Inflasi? Kepala BPS Beri Penjelasan Begini
Amalia menyebut, diperlukan kajian tersendiri untuk mengetahui dampak kenaikan gaji PNS terhadap inflasi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca Selengkapnya