Bos OJK Soal Kredit Bank 2019 Tumbuh 6 Persen: Korporasi Lebih Pilih Utang Asing
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengungkapkan kredit perbankan 2019 tumbuh di angka 6,08 persen. Dia melihat angka pertumbuhan tersebut karena banyaknya korporasi memilih menggunakan sumber dana dari luar negeri.
Alasannya karena pinjaman dari luar negeri memiliki suku bunga yang lebih murah. "Pembiayaan bersumber dari luar negeri karena suku bunganya murah," kata Wimboh di acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2020 di Hotel Ritz Carlton, Pasific Place, Jakarta, Kamis (16/1).
Hal ini terlihat dari pembiayaan offshore yang meningkat 133,6 persen yoy atau senilai Rp130,4 triliun. Lalu, pembelian surat berharga naik 15,8 persen atau senilai Rp97 triliun.
Sementara, dia melanjutkan, pertumbuhan kredit perbankan didominasi oleh bank BUKU IV yang tumbuh 7,8 persen yoy. Sedangkan BUKU III tumbuh 2,4 persen yoy, BUKU II tumbuh 8,4 persen yoy, dan BUKU I tumbuh 6,44 persen yoy.
Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh sektor konstruksi yang tumbuh 14,6 persen yoy dan rumah tangga tumbuh 14,6 persen yoy. Sejalan dengan itu, kredit investasi meningkat 13,2 persen yang menunjukkan potensi pertumbuhan sektor rill ke depan.
Pertumbuhan kredit ini diikuti dengan profil risiko kredit yang terjaga. Rasio NonPerformning Loan gross perbankan tercatat rendah yaitu sebesar 2,5 persen atau net sebesar 1,2 persen.
Capital Adequacy Ratio perbankan mencapai 23,3 persen, likuiditas yang cukup dengan LDR 93,6 persen, Net interest margin tercatat turun menjadi 4,9 persen dari 5,1 persen di 2018. Rata-rata suku bunga kredit turun dari 10,8 persen di akhir 2018 menjadi 10,5 persen di akhir 2019.
Dari data tersebut, OJK optimistis dengan stabilitas di sektor perbankan. Meskipun tetap harus menjaga pertumbuhan kredit dengan ruang likuiditas yang menyempit. "Namun risiko kredit terjaga dengan baik," kata Wimboh.
Kredit Bank 2020 Diramal Tumbuh 9 Persen
Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit untuk keseluruhan 2020. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2020 sebesar 9,4 persen (yoy). Optimisme tersebut antara lain didorong oleh ekspektasi responden bahwa risiko penyaluran kredit dan rasio kecukupan modal yang relatif terjaga.
Sementara, BI mengindikasikan pertumbuhan triwulanan kredit baru meningkat pada triwulan IV-2019 dan diprakirakan melambat pada triwulan I-2020. Perkembangan tersebut tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada triwulan IV-2019 sebesar 70,6 persen, lebih tinggi dibandingkan 68,3 persen pada triwulan sebelumnya namun lebih rendah dari 71,7 persen pada triwulan IV-2018.
"Berdasarkan jenis penggunaan, meningkatnya permintaan kredit baru bersumber dari kredit investasi dan kredit konsumsi," tulis BI dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (16/1).
Pada triwulan I-2020 kredit baru diprakirakan tumbuh melambat. Perlambatan dimaksud ditengarai sejalan dengan masih melambatnya aktivitas perekonomian.
Sejalan dengan prakiraan melambatnya pertumbuhan kredit baru, kebijakan penyaluran kredit pada triwulan I-2020 diprakirakan lebih ketat, terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 12,8 persen, lebih tinggi dibandingkan 10,6 persen pada triwulan sebelumnya.
Pengetatan standar penyaluran kredit terutama akan dilakukan untuk jenis kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit UMKM, dengan aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan diperketat yaitu jangka waktu kredit dan persyaratan administrasi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaJokowi Soroti Kredit Bank Masih Rendah ke UMKM, Baru Capai 19 Persen
Padahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaBank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun
Bank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.
Baca SelengkapnyaOJK Terbitkan Aturan Baru Tingkatkan Perlindungan Konsumen, Simak 11 Poin Pentingnya
Ini sebagai upaya OJK memperkuat upaya pelindungan konsumen di sektor jasa keuangan.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaKinerja Bank BCA Sepanjang 2023: Penyaluran Kredit Tumbuh 13,9 Persen dan Laba Bersih Naik 19,4 Persen
Kenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca Selengkapnya