Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bos OJK sebut perbankan dalam negeri berpotensi kuasai ASEAN

Bos OJK sebut perbankan dalam negeri berpotensi kuasai ASEAN Muliaman Darmansyah Hadad diperiksa KPK. ©2013 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis industri jasa keuangan dalam negeri bisa mengembangkan sayap bisnis ke kawasan ASEAN. Apalagi, dalam waktu dekat Indonesia akan menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pasar bebas ASEAN.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad menyebut hingga saat ini Indonesia masih menjadi salah satu negara terbesar pendorong ekonomi kawasan. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai USD 888,5 miliar pada tahun 2014.

"PDB Indonesia mencapai 36 persen dari seluruh PDB di kawasan ASEAN," ujarnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (12/10).

Tak hanya itu, Indonesia juga diuntungkan dengan banyaknya jumlah penduduk yang mencapai sekitar 250 juta jiwa. Ini merupakan pasar terbesar atau sekitar 40 persen dari jumlah penduduk ASEAN.

"Di sisi sektor jasa keuangan, saya dapat bandingkan dengan beberapa negara tetangga di ASEAN, size sektor jasa keuangan Indonesia masih relatif kecil dibandingkan PDB," jelas dia.

Hal ini menunjukkan, selain tantangan juga masih terbukanya ruang yang besar untuk terus tumbuh dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional.

Di industri perbankan, total asset perbankan Indonesia dibandingkan bank-bank besar di ASEAN (Singapura, Malaysia, Thailand) masih relatif kecil. Total aset perbankan Indonesia bila dibandingkan PDB masih sebesar 55 persen lebih rendah dibanding Filipina sebesar 88 persen, Thailand sebesar 142 persen, Malaysia sebesar 208 persen dan Singapura mencapai 359 persen. Aset perbankan dalam negeri masih berpotensi berkembang.

"Sebagai contoh, total asset Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia hanya mencapai Rp 888 triliun, jauh di bawah DBS Bank, Maybank atau Krung Thai yang masing-masing mencapai Rp 5.970 triliun, Rp2.331 triliun dan Rp1.162 triliun," kata Muliaman.

Namun, menurut Muliaman ‎perbankan dalam negeri lebih resilient dibanding negara ASEAN lainnya. Hal itu ditopang dengan tingginya rasio kecukupan modal atau CAR yang cenderung meningkat tiap tahunnya.

Nilai CAR perbankan Indonesia pada semester I-2015 mencapai 20,3 persen, lebih tinggi dari Malaysia yang hanya 14,9 persen dan Thailand yang mencapai 16,5 persen.

"Ini menunjukkan kapabilitas perbankan Indonesia untuk mendukung ekspansi dan meng-cover risiko lebih baik," ucapnya.

Sementara itu, dilihat dari sisi rentabilitas, kemampuan perbankan Indonesia dalam menghasilkan laba relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara Asean. Rasio Return On Asset (ROA) perbankan Indonesia di semester I-2015 mencapai 2,3 persen, lebih tinggi dari Thailand atau Fillipina yang nilainya masih di bawah 2 persen.

"‎Secara tidak langsung juga menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pasar potensial bagi perbankan negara lain untuk melakukan ekspansi bisnisnya," ungkap dia.

Dari sisi pasar modal, Muliaman mengakui Indonesia dan negara ASEAN lainnya sedang mengalami tekanan cukup dalam. Pada Oktober 2015 ini situasi pasar saham di Negara kawasan ASEAN kembali menunjukkan perkembangan cukup bagus seiring dengan penguatan bursa global dan regional.

"Kita sempat menjadi salah satu yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi di ASEAN yaitu pada tahun 2014, IHSG tumbuh sebesar 22,3 persen. Saya meyakini pada periode ke depan Industri pasar modal kita masih memiliki peluang yang cukup besar untuk mencatatkan pertumbuhan yang bersaing dengan negara-negara Asean lainnya," tutur Muliaman.

Kapitalisasi pasar modal dibandingkan GDP di Indonesia hanya sebesar 45 persen lebih rendah dari Filipina yang 113 persen, Thailand sebesar 105 persen, Malaysia sebesar 149 persen dan Singapura sebesar 256 persen.‎

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
OJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024
OJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024

Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya

Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.

Baca Selengkapnya
Jokowi Soroti Kredit Bank Masih Rendah ke UMKM, Baru Capai 19 Persen
Jokowi Soroti Kredit Bank Masih Rendah ke UMKM, Baru Capai 19 Persen

Padahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
OJK: Kredit Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit di Februari 2024
OJK: Kredit Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit di Februari 2024

Industri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.

Baca Selengkapnya
Bank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun
Bank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun

Bank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.

Baca Selengkapnya
OJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
OJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024

Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.

Baca Selengkapnya
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.

Baca Selengkapnya
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?

Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya
OJK Perintahkan Perbankan Blokir 4.000 Rekening Terkait Judi Online
OJK Perintahkan Perbankan Blokir 4.000 Rekening Terkait Judi Online

Apabila ditemukan adanya pergerakan yang tidak wajar ataupun mencurigakan, maka bank wajib melaporkan ke PPATK.

Baca Selengkapnya