Bos Krakatau Steel: Kita Tak Bisa Berbisnis Seperti Dulu
Merdeka.com - Komisaris Utama PT Krakatau Steel Persero Tbk, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, ada upaya yang harus dilakukan untuk mengembalikan Krakatau Steel kembali sebagai industri baja terbesar dalam negeri. Dalam Launching logo baru Krakatau Steel, dia meminta agar para jajaran direksi dapat bekerja sama dalam memajukan industri baja milik BUMN ini.
"Kita harus memperkuat industri baja kita, karena baja adalah dasar dari pembangunan. Negara kita masih membangun dan masih memerlukan infrastruktur pembangunan. Saya memahami beratnya upaya yang harus dilakukan untuk mengembalikan Krakatau Steel ini kembali ke marwahnya. Nah untuk itu, beberapa bulan terakhir ini para dirut beserta jajaran itu betul-betul luar biasa dalam menangani permasalahan yang ada di Krakatau Steel ini," jelasnya dalam Launching Webinar, Jumat (28/8).
Dia menambahkan bahwa dengan adanya logo baru, perusahaan juga harus mengubah pola bisnisnya. "Kita tidak bisa berbisnis seperti dahulu. Kita harus berbisnis dengan apa yang dibutuhkan orang sekarang. Kemudian jika kita tidak bisa supply, ya jangan terus kita mengatakan kalau kita tidak bisa. Harus cari jalan agar bisa tetap berjalan bisnisnya," jelasnya
Surya berharap, ke depannya Krakatau Steel dapat menjalankan visinya yang baru yaitu, progresif, kolaboratif, dan robust.
"Mari kita sama-sama melihat visi kita yang sudah tercermin dalam logo baru Krakatau Steel itu. Jangan lupa bahwa pertumbuhan ekonomi pasti akan positif dan itu akan menciptakan kebutuhan baja yang cukup tinggi sehingga program yang sudah ada ini dapat menjadi tujuan yang mulia ke depannya," tandasnya.
Luncurkan Logo Baru
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi meluncurkan logo baru perusahaan jelang hari jadinya yang ke 50 pada 31 Agustus 2020 mendatang. Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim mengatakan, logo anyar ini di dominasi oleh warna biru berbeda dengan logo sebelumnya yang justru dominan dengan warna merah.
Selain itu logo anyar ini berbentuk K yang terdiri dari tiga komponen yang memiliki makna progressive, collaborative, dan robust.
"Sebagai perusahaan yang mengusung nilai progressive, kami berupaya untuk terus maju dan Berkembang dalam kegiatan bisnis. Sehingga inovasi menjadi sangat penting dilakukan, agar melahirkan ide-ide baru yang mendukung kinerja positif," kata Silmy di Gedung Utama Krakatau Steel, Jakarta, Jumat (28/8).
Dia menjelaskan, bentuk aplikasi nilai Progressive adalah adanya program hilirisasi produk baja yang merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan nilai tambah produk Krakatau Steel. Khususnya untuk mengoptimalkan utilisasi industri baja dalam negeri.
"Kami memanfaatkan pabrik-pabrik milik mitra yang didukung oleh bahan baku yang diproduksi oleh Krakatau Steel. Ini merupakan terobosan baru untuk meminimalkan biaya investasi, perluasan varian produk Krakatau Steel, serta mendorong percepatan pemulihan ekonomi Indonesia," ucapnya.
Reporter Magang : Brigitta Belia
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo Tegaskan Komitmen untuk Wujudkan Kemandirian Industri Pertahanan
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mengembangkan dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKunjungi Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Bahan Bakar Pertama di Indonesia, Jokowi: Bisa Ganti Batu Bara 60 Ton per Hari
Selain pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan, SBI juga menerapkan ekonomi sirkular bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaGagal Usaha Warnet Hingga Kerja Tambang di Kalimantan, Siswanto Akhirnya Sukses Bisnis Burung Murai Batu Omzet Rp50 Juta Sebulan
Siswanto bercerita dia pernah mencoba segala macam usaha dan pekerjaan, namun belum ada yang bertahan lama.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perusahaan Baja Ini Gunakan PLTS Atap untuk Kurangi Emisi Karbon, Jadi Salah Satu Terbesar di Jawa Barat
GRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025.
Baca SelengkapnyaLuas Tanah Dikuasai Prabowo Subianto Setara 4 Kali Singapura
Sejatinya penguasaan lahan oleh Prabowo berawal dari akuisisi sebuah pabrik kertas.
Baca SelengkapnyaKasus Kebakaran Tungku Smelter PT ITSS Tewaskan 21 Pekerja Naik ke Penyidikan, Belum Ada Tersangka
Kasus kebakaran tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) Morowali, Sulteng, yang menyebabkan 21 pekerja meninggal dunia naik ke penyidikan.
Baca SelengkapnyaRespons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaMenguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia
Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.
Baca SelengkapnyaBisnis Daun Kelor di Bantul Sukses Berkat KUR BRI, Begini Perjalanan Kelorida yang Menginspirasi
Kelorida merupakan produk UMKM asal Bantul yang mengolah daun kelor.
Baca Selengkapnya