Bos BPS: 80 Persen ekonomi Indonesia disumbang Pulau Sumatera & Jawa
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan III-2017 sebesar 5,06 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu yang hanya tumbuh 5,01 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, berdasarkan wilayah penyumbang pertumbuhan ekonomi paling besar berada di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Sumbangan kedua pulau tersebut mencapai 80 persen.
"Jadi 80 persen ekonomi Indonesia masih disumbang Jawa dan Sumatera," ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (6/11).
Sementara itu, wilayah penyumbang pertumbuhan ekonomi lainnya seperti Kalimantan 4,67 persen, Sulawesi 6,69 persen, Maluku dan Papua 3,98 persen serta Bali & Nusa Tenggara 5,24 persen.
Sementara, jika dilihat dari kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), Pulau Jawa juga mendominasi sebesar 58,51 persen. Kemudian, Pulau Sumatera 21,54 persen, Kalimantan 8,1 persen, Sulawesi 6,16 persen.
Sedangkan, untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara berkontribusi sebesar 3,22 persen. Untuk Maluku dan Papua berkontribusi sebesar 2,47 persen. "Jadi triwulan III ini tumbuh positif," jelas Suhariyanto.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca SelengkapnyaMenurut Wahyu sebagian besar Provinsi lain di Sumatera tumbuh di level 4 persen.
Baca SelengkapnyaUntuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaBansos yang disalurkan di daerah dengan kemiskinan yang lebih tinggi itu, rupanya terbukti menyumbang persentase suara lebih tinggi pula kepada Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaIndikatornya antara lain adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencapai Rp 700 Miliar.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaMinimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca Selengkapnya