Bos BKPM: Bisnis E-Commerce Jadi Penggerak Investasi dan Tarik Modal Asing
Merdeka.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong menyebut bahwa sektor e-commerce menjadi salah satu motor penggerak investasi dan menarik modal asing.
"E-commerce ini dampak multi investasinya banyak. Dengan perusahaan-perusahaan unicorn kita menerima puluhan triliun investasi segar setiap tahun, mereka memperluas jumlah karyawan mereka secara drastis dan itu semua memerlukan perkantoran," kata dia di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (30/1).
"Dan di perkembangan ecommerce juga dibutuhkan banyak sekali investasi di logistik, pergudangan yang akan digunakan platform-platfom ini karena membludaknya e-commerce," lanjut dia.
Dalam pandangan Thomas Lembong, bisnis e-commerce dan ekonomi digital memang menjanjikan. Sebab, kinerja investasi di bisnis ini tetap moncer meski di tengah perlambatan investasi secara global pada tahun 2018.
"Harus diakui bahwa FDI ke e-commerce membludak di saat FDI global lagi turun sehingga proporsinya mungkin agak membengkak. Saya merasa bahwa tren ini sustainable, mungkin nanti ada sedikit rekonfigurasi seandainya unicorn-unicorn kita mulai IPO, ini akan berpindah definisi dari FDI ke capital market flow. Tapi terlepas langsung atau via pasar modal kan sama saja modal masuk. Investasi di sektor ini menjadi sangat penting untuk arus investasi di Indonesia," jelas dia.
Dalam perkiraannya, sumbangan bisnis e-commerce dan ekonomi digital terhadap total FDI memang cukup besar, hingga 20 persen. "Kalau kita pakai formula FDI, perkiraan pribadi saya arus modal ke e-commerce dan digital economy sekitar 15-20 persen dari FDI kita tiap tahun," ungkapnya.
Meskipun demikian, dia belum bisa mengungkapkan berapa nilai investasi asing yang sudah masuk. Sebab dana tersebut belum disuntikkan ke bisnis di Indonesia. Angkanya pun belum tercatat dalam capaian investasi pada kuartal IV/2018.
"Kuartal IV saya belum. Dari fundraising beberapa unicorn baru mencapai tahap financial closing, belum disuntik ke unit onshore Indonesia. Itu masih jadi tabungan bagi BKPM untuk Q1-Q2 (2019). Jadi modal sudah dikumpulkan dari konsorsium investor tapi belum dimasukkan ke unit kerjanya unicorn dalam negeri," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Transaksi E-commerce Sepanjang Tahun 2023 Diprediksi Tembus Rp533 Triliun
Kemendag memproyeksikan transaksi e-commerce tahun 2023 menjadi Rp533 triliun.
Baca SelengkapnyaPedagang Pasar Kranggan Ngeluh Kemunculan e-Commerce, Ganjar: Nanti Kita Ajari Cara Jualan Online Ya
Jika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.
Baca SelengkapnyaIngin Mengembangkan Bisnis Online? Yuk, Kenali 5 Jenis Iklan Digital Favorit!
Yuk, ketahui beberapa jenis iklan yang bisa dilakukan melalui platform digital.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaAjak UKM Cirebon untuk Gabung di Kanal ‘Harbolnas’, Lazada Berkomitmen Dukung Penjual Fesyen Lokal
Ratusan UKM fesyen yang tergabung dalam Mall UKM Cirebon memiliki toko digital dan berjualan di Lazada.
Baca SelengkapnyaSepakat dengan Menkop Teten, Ekonom: Tiktok Harus Pisahkan e-Commerce dengan Media Sosial
Aturan yang tertuang pada Permendag 31/2023 harusnya benar-benar dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua pihak.
Baca SelengkapnyaBerawal dari Cita-cita Ingin Bantu Orang Lain, Ibu Asal Bojonegoro Ini Sukses Bisnis Kue hingga Katering
Jauh sebelum memulai bisnis, ia berangan-angan ingin membantu meringankan beban ekonomi tetangganya
Baca SelengkapnyaDukung Kesetaraan, BCA Salurkan UMKM Entrepreneur Perempuan Rp14,8 Triliun Sepanjang 2023
Persentase pekerja perempuan di BCA juga mencapai 60,8 persen dari total pekerja dan menduduki 61,1 persen dari total manajer di perusahaan.
Baca Selengkapnya