Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bos BI soal Rupiah Menguat ke Rp16.505 per USD: Terima Kasih Para Eksportir

Bos BI soal Rupiah Menguat ke Rp16.505 per USD: Terima Kasih Para Eksportir dolar AS. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) dibuka di level Rp16.505 per USD di perdagangan hari ini, Selasa (24/3). Ini menguat dibandingkan dengan penutupan perdagangan sehari sebelumnya yang berada di posisi Rp16.575 per USD.

Bank Indonesia memandang, penguatan kurs Rupiah tersebut terjadi lantaran jumlah permintaan dan penawaran berjalan secara baik di pasar valas. Oleh karenanya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun mengapresiasi peran serta eksportir terhadap Rupiah di pasar valas.

"Terima kasih kepada para eksportir yang sudah kemudian memasok dolarnya ke pasar valas, hingga hari ini nilai tukar bergerak stabil di pasar valas," ungkap Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat sesi teleconference.

Perry juga memastikan bahwa Bank Indonesia akan terus berada di pasar guna memantau secara baik atau mengintervensi stabilisasi nilai tukar rupiah jika diperlukan, baik melalui tunai atau spot melalui Domestic Non Delivery Forward (DNDF) maupun lewat pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

"Sebagaimana kita ketahui, sejauh ini selama tahun ini Bank Indonesia sudah membeli SBN dari pasar sekunder sebesar Rp168,2 triliun. Ini adalah SBN yang memang dilepas oleh asing. Dan kami dari BI melakukan pembelian dalam rangka menstabilkan nilai tukar Rupiah tidak hanya memasok valasnya, tapi kami juga membeli SBN dari pasar sekunder," dia menambahkan.

Cadangan Devisa Aman

Selain itu, dia juga meyakinkan bahwa jumlah cadangan devisa yang dimiliki bank sentral juga terhitung lebih dari cukup untuk melakukan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah bagaimana kemudian ke depan berupaya agar menjaga kecukupan cadangan devisa dalam rangka menstabilkan nilai tukar Rupiah," seru Perry.

Dia pun berharap agar pandemi virus corona bisa segera teratasi, sehingga pergerakan perekonomian dunia dapat membaik. Menurutnya, kepanikan yang terjadi di pasar global saat ini juga sudah mulai agak menurun.

"Meskipun masih tinggi kami akan pantau terus. Di Amerika Serikat, di Eropa juga masih terjadi kepanikan global. Tapi langkah-langkah yang dilakukan, misalnya oleh The Fed di Amerika, kemudian turut menstabilkan rupiah. Kita akan terus memantau seperti itu," tandasnya.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos

BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos

Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Tak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini

Tak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini

Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Tegaskan Pemerintah Tak akan Naikkan Harga BBM

Presiden Jokowi Tegaskan Pemerintah Tak akan Naikkan Harga BBM

Jokowi meny ampaikan usai menggelar rapat internal di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar

Data BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar

Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.

Baca Selengkapnya