Bos BI Sebut 4 Faktor Buat Rupiah Merosot ke Level Rp 14.332 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) kembali melemah di perdagangan hari ini, Jumat (8/3). Pagi tadi, Rupiah dibuka di level Rp 14.224 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.142 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Saat ini Rupiah terus melemah dan berada d level Rp 14.332 per USD.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebutkan, Rupiah memang mengalami tekanan selama satu minggu terakhir ini. Hal itu disebabkan guncangan yang tengah terjadi di ekonomi global dan membuat USD menguat.
"Perkembangan di ekonomi global mendorong terjadinya risk off terhadap sentimen pasar keuangan global dan mendorong menguatnya Dolar nya AS (USD)," kata Perry di kompleks gedung BI, Jakarta, Jumat (8/3).
Dia mengungkapkan ada 4 faktor utama yang mendorong terjadinya kondisi tersebut. Yang pertama adalah membaiknya beberapa indikator di AS terutama sektor manufaktur AS. Hal itu membuat sentimen positif untuk ekonomi AS meningkat.
Faktor kedua adalah melemahnya ekonomi di Eropa serta tingkat inflasinya yang rendah. Hal tersebut otomatis membuat Euro menjadi melemah. Sehingga ini mendorong semakin kuatnya dolar AS terhadap berbagai mata uang negara lain.
"Kondisi ekonomi Eropa yang memang masih lemah, inflasi rendah oleh karena itu akan perpanjang stimulus moneter, jadi dovish statement dan stimulus moneter buat mata uang Euro melemah," ujarnya.
Faktor selanjutnya adalah kenaikan harga minyak yang terjadi karena berbagai faktor. Di antaranya adalah sanksi yang dijatuhkan terhadap Venezuela membuat harga minyak WTI meningkat.
"Keempat, faktor risiko geopolitik. Memang seminggu terakhir lebih negatif seperti tidak tercapai kesepakatan AS dan Korea Utara. Kemudian ketidak jelasan Brexit dan kehausan politik lainnya," ujarnya.
Dia menyatakan, ke empat faktor tersebut berhasil menekan nilai tukar mata uang di banyak negara di berbagai belahan dunia. Termasuk Indonesia.
"Saya tegaskan tekanan Rupiah lebih banyak karena faktor eksternal dan faktor domestik semuanya bagus. Inflasi rendah, ekonomi survei ekspektasi konsumen membaik, aliran modal asing baik, cadangan devisa meningkat," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto Sebut Rasio Utang Indonesia Terendah di Dunia, Cek Dulu Datanya
Di Asia, China menempati posisi rasio utang terhadap PDB yang tertinggi mencapai 77,10 persen.
Baca SelengkapnyaBPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos
Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca Selengkapnya