Bos BI: Kondisi ekonomi cukup baik untuk ubah Rp 1.000 jadi Rp 1
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) berencana membawa kembali usulan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Redenominasi Mata Uang ke DPR. Sebab, saat ini kondisi perekonomian Indonesia dinilai cukup baik untuk melakukan redenominasi atau mengubah Rp 1.000 jadi Rp 1.
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengatakan, tingkat inflasi rendah dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat menjadi faktor pendorong bagi Indonesia melakukan redenominasi.
"Kalau dari sekarang sampai akhir tahun ada kemungkinan untuk bisa memasukkan RUU Redenominasi Mata Uang ke DPR, kita pasti ingin masukkan," ujar Agus di Gedung bank Indonesia, Jakarta, Senin (29/5).
Agus menekankan, redenominasi bukanlah sanering (pemotongan nilai uang), tetapi hanya menyederhanakan desimal pecahan angka. Nantinya harga barang dan jasa akan disebut secara tertulis baik harga aslinya sebelum redenominasi, maupun setelah disederhanakan lewat redenominasi.
"Kami rekomendasikan ini karena redenominasi mata uang itu baik untuk reputasi ekonomi Indonesia dan juga efisiensi serta akuntabilitas. Kebetulan RUU itu hanya 18 pasal, jadi mungkin bisa dipertimbangkan untuk segera dibahas," lanjut Agus.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnya