Bos BI: Kestabilan Rupiah diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo menegaskan bawha kestabilan nilai tukar Rupiah menjadi dasar dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat, berkesinambungan, seimbang dan inklusif. BI sambungnya, senantiasa menjaga kestabilan rupiah sesuai dengan fundamentalnya.
"Kita tidak ingin pembangunan yang kuat saat ini, tetapi esok bisa jatuh. Kita tidak ingin pembangunan yang membuat jarak antara yang kaya dan yang miskin semakin lebar jaraknya," ujar Agus ketika memberikan Orasi Ilmiah pada Dies Natalis 67 tahun Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Depok kemarin seperti dikutip Jumat (22/9).
Dalam orasi ilmiah tersebut, Agus menjelaskan mengenai fungsi dan tugas BI dalam menjaga nilai tukar dalam tiga pilar, yakni kebijakan moneter, pengaturan sistem pembayaran, dan stabilitas sistem keuangan.
Dalam kebijakan moneter, Agus Martowardojo menjelaskan bauran kebijakan yang dilakukan dalam menjaga inflasi yang terus membaik dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami mengharapkan Indonesia bisa masuk menjadi negara dengan inflasi rendah dan stabil," ujarnya.
Bila dibandingkan dengan negara tetangga, inflasi Indonesia dalam enam tahun terakhir masih berada pada rata-rata 5,2 persen, lebih tinggi dengan Filipina di bawah 3 persen, maupun Malaysia dan Thailand di kisaran 2 persen.
Dia menjelaskan tingginya rata-rata tingkat inflasi karena terjadi kenaikan harga BBM yang menyebabkan inflasi tahunan pada 2013 dan 2014 menembus 8,3 persen.
"Namun 2017 inflasi terjaga pada level 4 persen dan pada 2018 kita menargetkan inflasi pada kisaran 3,5 persen," ujar Agus.
Agus mengungkapkan Indonesia harus mewaspadai ancaman global terhadap ekonomi. Ancaman utama adalah pembalikan modal atau capital reversal akibat kenaikan The Fed Fund Rate setelah ekonomi Amerika Serikat mengalami pemulihan.
Selain itu, tutur Agus juga perlu diwaspadai bila The Fed mengurangi neraca (balance sheet) surat utang yang dapat mengakibatkan kenaikan nilai tukar USD.
"Kita juga perlu mewaspadai penurunan kinerja perusahaan ritel, penurunan nilai tukar petani, penurunan pendapatan buruh. Kita harus mewaspadai ini dan perlu disikapi pada sisi fiskal," ujarnya.
Orasi ilmiah ini dihadiri oleh Rektor UI Muhammad Anis, Dekan FEB Ari Kuncoro, ketua Ikatan Alumni FEB UI sekaligus Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, serta segenap para alumni FEB UI dan mahasiswa FEB UI.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu
Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran Menang pilpres, Kadin: Kondisi Harus Tetap Stabil dan THR Cair Pekan Depan
Kondisi ini yang menjadi kunci utama stabilitas ekonomi menjelang pencairan THR
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaPBNU Minta Satgas Pangan Bergerak Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang Ramadan
PBNU meminta satgas Pangan Polri terus bergerak menjaga stabilitas harga beras di pasar, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaBPS Adalah Kepanjangan Badan Pusat Statistik, Ketahui Tugasnya
Pengertian lembaga BPS beserta tugas, fungsi, dan wewenangnya.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaDapat Izin dari Pemerintah, Bulog Bebas Impor Beras Sepanjang 2024
Bulog janji penugasan impor beras akan dikelola dengan baik untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran di pasaran.
Baca Selengkapnya