Bos BI: Inflasi Mei 2019 Lebih Tinggi dari Prediksi
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama bulan Mei 2019 sebesar 0,68 persen, angka ini naik dari April sebesar 0,44 persen. Sementara secara tahun kalender, yakni Januari hingga Mei inflasi sebesar 1,48 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan BI. Berdasarkan survei Minggu keempat Mei, BI memprediksi inflasi berada di level 0,47 persen.
"Itu biasa memang di Ramadhan, itu memang sedikit lebih tinggi dari yang kita perkirakan," kata dia saat ditemui di sela-sela acara Silaturahmi Idul Fitri 1440 H BI dan OJK di Kompleks BI, Jakarta, Senin (10/6).
"Ingat bahwa sebelum Ramadhan berdasarkan survei pemantauan harga Kami sampai minggu keempat waktu itu kan 0,47 persen mtm ternyata memang ada beberapa komoditas seasonal itu memang lebih tinggi dari perkiraan," lanjut dia.
Perry optimistis ke depan inflasi akan lebih rendah dan stabil. Ada sejumlah faktor pendukung inflasi yang rendah. Salah satunya ketersediaan pasokan barang dan jasa yang cukup.
"Koordinasi yang erat antara Bank Indonesia dengan Pemerintah baik dari respon kebijakan BI, maupun melalui koordinasi dari TPI," jelas Perry.
"Insya Allah inflasi ke depan akan rendah terkendali. Perkiraan kami akan mendekati 3,2 persen atau 3,1 persen," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaSalah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaMelalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaPerry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnya