Bos BI Apresiasi Naiknya Peringkat Utang RI
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan Indonesia patut mensyukuri kenaikan rating oleh lembaga pemeringkat Internasional. Hal tersebut merupakan bukti kepercayaan terhadap ekonomi Indonesia.
Diketahui, lembaga pemeringkat utang S&P kembali menaikkan peringkat utang (rating) Indonesia satu tingkat menjadi BBB, dengan outlook stable. Sebelumnya pada bulan Mei 2017, S&P telah menaikkan peringkat utang Indonesia ke dalam kategori investment grade di level BBB-/stable yang kemudian di afirmasi kembali pada bulan Mei 2018 pada level yang sama.
"Rating ini Alhamdulillah ini adalah karunia Allah yang betul-betul sangat besar terhadap Indonesia," kata dia saat ditemui di sela-sela acara Silaturahmi Idul Fitri 1440 H BI dan OJK di Kompleks BI, Jakarta, Senin (10/6).
Kenaikan peringkat utang Indonesia oleh S&P, kata Perry menunjukkan dua hal. Pertama kepercayaan lembaga tersebut kepada kondisi perekonomian Indonesia.
"Satu bahwa confidence dari S&P terhadap prospek ekonomi Indonesia. Bahwa prospek ekonomi Indonesia jangka pendek jangka panjang itu akan baik," ujarnya.
Kedua, kenaikan peringkat utang tersebut menunjukkan kepercayaan pada rangkaian kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. "Ini adalah prove of confidence terhadap koordinasi dan kredibilitas kebijakan dari Indonesia. baik dari kebijakannya pemerintah fiskal maupun juga koordinasi dengan BI, kebijakan moneter juga di sektor keuangan itu yang sangat erat," ungkapnya.
"Juga kebijakan-kebijakam reformasi struktural yang di berbagai pihak. Bagaimana mendorong ekspor, bagaimana kemudian mendorong industri dalam negeri, mendatangkan PMA, maupun perbaikin iklim investasi," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaDengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Satgas BLBI baru mengumpulkan aset dan PNBP dari para obligor dan debitur sebesar Rp35,19 triliun.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaDi Asia, China menempati posisi rasio utang terhadap PDB yang tertinggi mencapai 77,10 persen.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca Selengkapnya