Bolehkah Berutang untuk Investasi Saham Menurut Islam?
Merdeka.com - Pasar modal Indonesia di beberapa hari terakhir sedang mengalami tren bullish atau meningkat. Hal ini dipicu oleh beberapa sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri. Mulai dari naiknya harga komoditas hingga pengadaan vaksin Covid-19 dan distribusinya ke seluruh Indonesia.
Maka dari itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mengawali awal 2021 dengan kinerja positif. Sampai 20 Januari 2021, IHSG sudah mencapai level 6429,76. Tumbuh sekitar 5,05 persen dari awal tahun.
Menurut CFP Finansialku, Harryka Joddy dengan euforia ini, ada beberapa saham yang memiliki kinerja sangat bagus dengan return yang sangat tinggi, membuat sebagian orang yang tidak terlalu paham dengan instrumen satu ini merasa FOMO (Fear of Missing Out) alias takut ketinggalan momentum untuk memperoleh keuntungan.
Oleh karenanya, tak jarang beberapa dari mereka berusaha mencari uang tambahan untuk membeli saham-saham yang sedang meroket. "Mulai dari mencairkan tabungan, menjual aset, bahkan sampai berutang," ujarnya seperti ditulis Senin (25/1).
Dia mengingatkan saham adalah intrumen investasi dengan resiko cukup tinggi, sehingga apabila tidak disertai dengan analisa yang matang, bisa jadi membuat kita akan rugi besar apabila salah memilihnya dan tidak sesuai tujuan keuangan.
Lalu, bagaimana pandangan Islam dalam menyikapi utang untuk membeli saham? Utang diatur dalam Islam karena memang merupakan salah satu sektor penunjang dalam ekonomi umat.
Utang juga bukan saja dilakukan oleh orang yang tidak mampu, namun juga oleh orang yang mampu atau memiliki banyak harta.
Sudah banyak permasalahan dan konflik akibat utang dan bisa berdampak pada permasalahan sosial. Maka dari itu perlu diperhatikan beberapa aspek saat berutang. Silakan membaca di halaman selanjutnya. Serta temukan jawaban apakah boleh berutang untuk investasi saham dalam Islam.
Selanjutnya
1. Berutang dalam Keadaan Darurat
Utang diperbolehkan jika dalam kondisi darurat. Terutama untuk kebutuhan mendesak atau kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan. Usahakan agar tidak berutang untuk kebutuhan konsumtif, sekunder, maupun tersier. Pastikan dan hitung terlebih dahulu apakah kita benar-benar mampu membayarnya di kemudian hari, agar jumlah pinjaman kita lebih rasional.
Contoh utang dalam keadaan darurat, di akhir bulan seorang kepala keluarga kehabisan beras sebelum gajian, padahal anak istrinya besok butuh makan dan belanja bahan makanan lainnya. Dalam kasus seperti ini, sangat diperbolehkan utang agar keluarganya tidak kelaparan.
2. Hindari RibaSaat berutang dengan orang atau lembaga, sebisa mungkin hindari riba. Riba adalah salah satu cara pengembangan harta yang diharamkan oleh Islam. Sudah cukup banyak ayat-ayat dalam Al Quran yang melarang kita sebagai umat muslim agar tidak melakukan riba, baik dari sisi peminjam maupun yang meminjamkan, semuanya akan terkena dosa yang sangat berat dari Allah SWT.
Misalkan pada QS Al Baqarah ayat 278-279 yang artinya. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan, maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat, maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak dianiaya."
3. Berniat untuk Segera Melunasinya
Jika terpaksa kita harus berutang, maka niatkanlah untuk segera membayarnya. Jangan sampai kita lupa, menunda-nundanya pelunasan, sampai akhirnya ada godaan untuk tidak mau membayarnya. Hal ini pernah dijelaskan dalam sebuah hadits Rasullullah SAW.
Dari Abu hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang mengambil harta orang lain (berutang) dengan tujuan untuk membayarnya (mengembalikannya), maka Allah SWT akan tunaikan untuknya. Dan barangsiapa yang mengambilnya untuk menghabiskannya (tidak melunasinya), maka Allah akan membinasakannya." (HR Bukhari)
4. Memiliki Transaksi yang Tertulis
Sebaiknya dalam setiap transaksi utang piutang harus ada saksi dan juga bukti tertulis, mulai dari akad sampai dokumennya. Hal ini agar tidak terdapat konflik dan menimbulkan permasalahan di waktu yang akan datang. Misalnya, tidak mengakui utang, merasa sudah membayar, selisih jumlah berhutang, dalam kondisi yang terputuk, atau hal-hal lain yang membuat utang gagal bayar.
Itulah yang dianjurkan oleh islam agar kita tidak sembarangan utang untuk memenuhi kebutuhan yang tidak mendesak dan tidak pokok. Kalau terpaksa harus berutang, semoga apa yang menjadi tanggungan tersebut dapat kita selesaikan dengan baik sesuai amanah dan perjanjian dengan pihak pemberi utang.
Maka, selalu kenalilah tujuan-tujuan keuangan kita dan segala resikonya sebelum memutuskan untuk menggunakan salah satu instrumen investasi, terutama saat hendak membeli saham. Lalu, bolehkah kita berutang untuk membeli saham? Jawabannya adalah sebaiknya tidak usah.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon Investor Arab Saudi Mau Caplok 20 Persen Saham BSI
Masuknya tambahan modal akan berdampak positif kepada para pemegang saham.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaInvestasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas
Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indo Premier Sekuritas Punya Fitur Baru, Nasabah Bisa Kolaborasi untuk Cari Cuan di Pasar Modal
Selama ini ada sejumlah kesulitan yang dialami investor baru maupun investor lama, yang mana sebagian investor baru sukar membuat keputusan investasi.
Baca Selengkapnya3 Hal yang Perlu Diperbaiki Menjelang Ramadan, Salah Satunya Ikhlas Menerima Takdir
Penting untuk mempersiapkan diri menjelang bulan Ramadan.
Baca Selengkapnya5 Macam Reksa Dana yang Menarik Dipilih Sebagai Instrumen Investasi Alternatif
Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.
Baca SelengkapnyaInvestasi yang Paling Cocok Untuk Pelaku Usaha Ultra Mikro
Risiko investasi emas terbilang minim. Memilih emas sebagai investasi menjadi solusi terbaik untuk pemula.
Baca SelengkapnyaCari Uang Halal Buat Tambahan Penghasilan, Polisi di Kelapa Gading ini Tak Malu Jadi Tukang Tambal Ban
Demi menyambung hidup, sosoknya diketahui tak hanya bertugas sebagai abdi negara.
Baca SelengkapnyaPemilu Berjalan Sukses, Jokowi Ingin Investor Lebih Banyak Tanam Modal di Indonesia
Diakui Jokowi, banyak investor yang memilih untuk menunggu untuk berinvestasi di Indonesia saat pemilu 2024 berlangsung.
Baca Selengkapnya