Blak-blakan Erick Thohir Soal Penjualan Saham Inter Milan Hingga Rindu Dunia Bisnis
Merdeka.com - Erick Thohir resmi menjadi ketua Tim Kampanye Nasional usai menyelesaikan tugasnya sebagai ketua panitia pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) di pagelaran Asian Games 2018. Kesibukannya di luar dunia bisnis tersebut membuatnya tak mampu menjalankan profesinya sebagai pengusaha seperti sebelumnya.
Saat mengurus Asian Games, Erick Thohir terpantau jarang menampakkan diri di Italia untuk mengurus klub sepak bola, Inter Milan. Di mana, dirinya saat itu menjadi presiden klub.
Kini, Erick kembali didapuk sebagai ketua TKN yang tentunya akan semakin membuatnya super sibuk hingga April mendatang. Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga sebagai Ketua Dewan Pengarah telah meminta agar Erick banting setir dari dunia olahraga dan media untuk bisa mendalami serta memetakan dunia politik.
"Tentu Erick harus banyak belajar tentang perpolitikan juga tentu harus memetakan. Jadi memang Erick harus sedikit banting stir dari olahraga, media, ke bagaimana memajukan politik," kata Wapres JK.
Atas lika-liku perjalanan karirnya ini, Erick Thohir sempat bercerita tentang apa yang telah dipelajari dan didapat dalam beberapa tahun terakhir. Berikut rangkumannya.
Miliki Inter Milan, Kadang Untung Kadang Impas
Erick Thohir mengaku, laiknya siklus investasi, tak melulu setiap waktu dirinya meraup untung. Kendati demikian, dia tidak mengungkapkan seberapa besar keuntungan yang diraih dari berinvestasi di Inter Milan tersebut.
"Ya kadang-kadang ada (untung), kadang-kadang break even point (impas). Tergantung, hal biasalah," imbuhnya.
Dana Rp 2,4 T dari Inter Milan Sebagian Digunakan Bayar Utang
Erick Thohir menyatakan dana Rp 2,4 triliun hasil penjualan sahamnya di Inter Milan akan digunakan salah satunya untuk membayar pinjaman atas dana yang dipakai saat dirinya membeli Inter Milan pada 2013 silam."Sebagian bayar utang sebagian ya balikin ekuiti. Yang namanya beli-beli itu kan pasti banyak utangnya, tidak mungkin ekuiti semua," ujarnya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).
Utang untuk Beli Saham Klub Kelas Dunia Seperti Inter Milan Wajar
Erick Thohir mengatakan suatu hal lumrah dalam bisnis untuk meminjam dana saat melakukan aksi korporasi raksasa. Apalagi yang dibeli Inter Milan yang merupakan klub sepak bola ternama dunia."Makanya saya melihat itu sudah lumrah ketika kita membangun usaha, kombinasi usaha dan utang," tuturnya.Pada 2013, Erick Thohir membeli 70 persen kepemilikan klub Inter Milan seharga 250 juta Euro.
Bantah Hasil Penjualan Inter Milan untuk Beli Saham VIVA
Erick Thohir membantah kabar bahwa dengan dana hasil penjualan itu, dirinya akan membeli saham PT Visi Media Asia (VIVA). Dirinya bahkan mengaku belum ada rencana sama sekali untuk masuk ke saham VIVA."Saya kan di ANTV sebagai Dirut dan punya saham di ANTV. VIVA tidak ada, sudah tidak jabat," ujarnya.Dia menambahkan, hal tersebut hanyalah spekulasi yang berkembang di pasar saja. "Belum ada rencana, ini juga sama waktu digosipkan, Mahaka melambung kan juga, tidak ada apa-apa. Ini kan spekulasi saja. Orang melihat, tapi ingat jangan disambungkan politis dan bisnis ya," imbuhnya.
Rindu Dunia Bisnis
Pengusaha Erick Thohir mengaku rindu untuk kembali masuk ke dunia bisnis. "Saya sangat ingin segera kembali ke dunia usaha karena sudah tiga tahun juga tidak dagang," ujar Erick Thohir.Menurutnya, saat ini dengan segala hasil pembangunan yang telah dilakukan pemerintah, menjadi peluang pebisnis untuk berkembang."Nah apalagi melihat apa yang sudah dibangun baik infrastruktur, jaringan internet, lalu juga pembangunan manusia yang makin bagus. Bagaimana kemiskinan yang terus menurun. Maka kalau saya lihat sebagai Erick Thohir yang memang pengusaha dan juga masih dipercaya menjadi chairman Mahaka Group ya saya melihat ini opportunity untuk dunia saya," ujarnya.Apalagi, berdasarkan sejumlah prediksi lembaga internasional, Indonesia akan menjadi negara ekonomi besar pada 2045."Kita bisa lihat data bahwa 100 tahun Indonesia sejak merdeka yakni 2045 kita bisa bersaing dengan negara besar, kita ranking 4. Kan sayang kalau kesempatan ini hilang. Selain itu, alhamdulillah kita dipercaya untuk mengelola MRT bersama konsorsium. Jadi Erick Thohir sudah ingin buru-buru kembali ke dunia usaha," tutup Erick Thohir.
Â
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erick Thohir Resmi Bubarkan Tujuh Perusahaan BUMN, Ini Daftar Lengkapnya
Pembubaran terhadap tujuh perusahaan BUMN tersebut lantaran secara bisnis sudah tidak mampu lagi bersaing.
Baca SelengkapnyaErick Thohir Resmi Bubarkan 7 Perusahaan BUMN, Begini Nasib Karyawannya
Pembubaran 7 perusahaan BUMN merupakan bagian dari program transformasi yang diusung sejak 2019 lalu.
Baca SelengkapnyaErick Thohir Minta Suntikan Dana Rp44 Triliun di 2025, Diberika kepada 16 Perusahaan BUMN
Usulan Penyertaan Modal Negara ini untuk menjamin keberlanjutan program yang digarap perusahaan BUMN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Erick Thohir Sentil 6 Perusahaan BUMN Kurang Informatif, Ada Inalum Hingga Asabri
Sebelumnya, Erick menyebut ada 8, namun kemudian dia meralatnya dengan menyebut ada 6 BUMN.
Baca SelengkapnyaErick Thohir Ikut Kampanye, PAN Targetkan Kota Bogor jadi Lumbung Suara Pemilu 2024
Erick Thohir Ikut Kampanye, PAN Targetkan Kota Bogor jadi Lumbung Suara Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaErick Thohir Puji Pemainan Timnas Usai Kalahkan Australia: Luar Biasa, Menunjukkan Indonesia Sesungguhnya
Erick berharap kemenangan melawan Australia ini menjadi modal besar untuk laga penentu melawan Jordania pada Minggu 21 April 2024.
Baca SelengkapnyaLagi, Erick Thohir akan Laporkan Dua Dapen BUMN ke Kejagung karena Terlibat Korupsi
Erick Thohir menyebut, pelaporan dua Dapen ke Kejagung tersebut terkait dengan persoalan korupsi.
Baca SelengkapnyaErick Thohir: Kalau Ada yang Protes Hilirisasi, Perlu Dipertanyakan Nasionalismenya
Erick Thohir buka suara mengenai masih banyaknya pihak yang tak setuju dengan hilirisasi.
Baca SelengkapnyaErick Thohir Bolehkan Pegawai BUMN LIbur di Hari Jumat, Pengamat: Gaji Tetap Sama, Bisa Timbulkan Kecemburuan
kebijakan tersebut tidak memiliki kepentingan yang mendesak. Performa pegawai BUMN bisa menjadi lebih rendah.
Baca Selengkapnya