Bill Gates Kecewa dengan Penanganan Covid-19 di AS, Kenapa?
Merdeka.com - Miliarder sekaligus orang terkaya dunia, Bill Gates mengungkapkan kegundahan tentang kondisi penanganan pandemi Covid-19 secara global maupun di dalam negerinya sendiri dikatakan jauh dari prediksinya. Sebab, masih banyak orang yang berperilaku sangat konservatif dan seakan mengabaikan keberadaan epidemi besar yang sedang terjadi.
"Karena perilaku dan pelacakan kontak tidak berfungsi dengan baik (di AS), kami terus memiliki penyebaran kasus yang sangat besar. Dan itu memalukan," kata Gates, seperti melansir laman CNBC.
Co-founder Microsoft ini memang telah mengingatkan tentang ancaman penyakit menular selama bertahun-tahun. Pada TED Talk 2015, dia sempat mengatakan jika dunia tidak siap untuk menghadapi epidemi berikutnya.
Gates tampak masih sangat kecewa dengan respons Amerika Serikat terhadap keberadaan pandemi yang melanda negaranya saat ini. Terutama dalam kurangnya pesan kepemimpinan dan koordinasi.
Menurutnya, dengan adanya sikap masyarakat seperti itu, membuat AS menjadi negara yang paling terdampak besar. "Orang-orang ambivalen untuk mengikuti protokol Covid-19 yang sangat penting, seperti mengenakan topeng dan mengkarantina diri. Orang-orang seperti sudah hilang kesabarannya," kata dia.
Bahkan, dia kecewa saat beberapa orang membawa masalah kesehatan ini dengan mengaitkannya dalam masalah politik. Sebagai contoh, tuduhan terhadap Presiden Donald Trump tentang mempolitisasi pemakaian masker. Ini terjadi saat sebelum maupun ketika Trump menggelar kampanyenya.
Trump mengatakan, orang-orang harus melakukan apa yang mereka inginkan, tentang aturan memakai masker ini. Di sisi lain, Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden justru mengatakan, jika terpilih akan membuat aturan tentang penutup wajah.
Gelombang Kedua
Gates juga menyayangkan banyak warga Amerika yang mengabaikan untuk tetap di rumah, melakukan karantina dan memakai masker saat pembukaan lockdown. Orang-orang yang belum pernah terkena Covid-19, atau setidaknya mengenal seseorang yang pernah jadi pasien disebut mungkin tidak memahami gawatnya situasi.
"Ini menunjukkan seakan-akan mereka ingin kembali terkena lockdown sekali lagi, dan untuk jangka waktu tertentu," tegas Gates.
Tidak seperti AS, negara-negara seperti Korea Selatan, Jerman, dan Australia telah berhasil melacak kontak dan mengkarantina saat menemukan warganya yang terinfeksi.
Sejatinya pandemi Covid-19 belum usai. Sangat penting bagi orang untuk mengambil tindakan pencegahan dengan serius. Gelombang virus lanjutan semakin dekat, dapat terjadi pada musim gugur dan musim dingin ketika cuaca semakin dingin.
Penasihat Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci mengatakan bahwa gelombang kedua tidak bisa dihindari, selama orang-orang tetap bersikap keras kepala."Kita tahu sekarang bahwa kita mendapatkan manfaat dari musim panas," kata Gates.
Namun dia mengingatkan jika infeksi akan semakin buruk pada musim gugur. "Jadi semakin banyak alasan untuk tidak lalai dalam perilaku kita,” pinta dia.
Reporter: Nurmayanti
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaAnies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnya