BI sebut perang dagang AS-China turut ganggu sektor keuangan
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, perang dagang antara Amerika Serikat dan China tidak hanya berdampak buruk bagi hubungan bilateral kedua negara. Hal ini juga akan membawa pengaruh buruk bagi perekonomian negara-negara dunia termasuk Indonesia.
"Ini yang perlu kita terus cermati ketegangan perdagangan akan berdampak buruk tidak hanya pada hubungan bilateral kedua negara, tapi juga perekonomian dunia. Perang dagang atau tekanan kedua negara akan menurunkan ekspor dan impor kedua negara tersebut. Kemudian merambat ke negara lain," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (9/7).
Perry menjelaskan, setidaknya ada tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh negara yang bermitra dengan AS dan China. Pertama, perang dagang ini tidak hanya berdampak kepada kedua negara tetapi juga merugikan seluruh dunia.
"Kedua, akan juga berpengaruh di sektor keuangan dalam beberapa hal. Adanya ketegangan perdagangan dua negara akan menyebabkan respon kebijakan moneter di AS yang suku bunga lebih tinggi. Risiko di pasar keuangan lebih tinggi akan membuat penarikan modal di negara berkembang termasuk Indonesia," jelasnya.
Ketiga, dalam jangka panjang, negara mitra AS dan China termasuk Indonesia harus mampu memperkuat ketahanan ekonomi dalam negeri. Di dalam negeri, pemerintah bersama Bank Indonesia dan OJK akan memacu permintaan industri, mendorong arus modal masuk dan mengendalikan defisit transaksi berjalan.
"Bagaimana kita memperkuat permintaan industri dan mengendalikan defisit transaksi berjalan dan mendorong arus modal asing masuk. Itu koordinasi pemerintah, BI, OJK dan kementerian terkait. Kita lakukan untuk memastikan ekonomi kita kuat stabilitasnya dan mencari terobosan baru baik dari luar maupun dalam, mendorong pariwisata, ekspor produk berdaya saing, itu yang kita lakukan termasuk relaksasi LTV kemarin untuk mendorong permintaan dalam negeri," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaPrabowo Akan Temui Xin Jinping di China Sore Ini, Bahas Apa?
Kemhan menyebut Menhan ke China untuk mempererat hubungan kerja sama Indonesia dan China utamanya di bidang pertahanan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Baca SelengkapnyaBuronan Kasus Penipuan Uang di China 11 Tahun Kabur ke Indonesia, Tinggal di Jakut hingga Punya KTP
LY ditangkap di rumahnya Perumahan Concerto, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan pada Selasa (13/2) sore.
Baca SelengkapnyaPrabowo ke Presiden Xi Jinping: China Salah Satu Mitra Kunci Dalam Perdamaian dan Stabilitas Kawasan
Saat pertemuan dengan Presiden China, Menhan Prabowo menyampaikan salam hangat dari Presiden RI Joko Widodo dan apresiasinya atas sambutan yang hangat.
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaProyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca Selengkapnya