BI Sebut Hampir Semua Negara Alami Resesi Akibat Covid-19
Merdeka.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti menyebut hampir semua negara pada tahun ini bakal mengalami resesi ekonomi, tidak terkecuali Indonesia. Beberapa lembaga internasional bahkan sudah memprediksi bahwa ekonomi global akan terkontraksi pada kisaran 5 persen sampai 8 persen.
"Dari 3 lembaga internasional, tahun 2020 ini hampir semua negara resesi, dengan pertumbuhan minus 5 persen sampai mendekati 8 persen," kata dia dalam sebuah diskusi virtual di Jakarta, Senin (20/7).
Resesi terjadi akibat adanya kekhawatiran gelombang kedua (second wave) pada kasus penularan Covid-19. Di samping itu, tingginya tensi geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta tensi politik domestik dan social unrest di AS juga menjadi bagian dari pemicu resesi.
"Tensi geopolitik di AS, akan mempengaruhi ekonomi dan politik global karena merupakan negara terbesar saat ini. Ini harus diwaspadai," kata Destry.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
Sebelumnya pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 diproyeksikan minus (-) 0,4 persen sampai dengan 1 persen.
"Perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah keluar, tahun ini diproyeksikan antara -0,4 persen sampai 1,0 persen," kata Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Adi Budiarso dalam Webinar LPPI bertajuk 'Mengelola Disrupsi Kembar', Jakarta, Jumat (3/7).
Adi menuturkan, eskalasi Covid-19 dan perlambatan ekonomi yang tajam harus dimitigasi dampaknya pada kesejahteraan masyarakat. Caranya melalui kebijakan extraordinary.
"Kita galang kekuatan fiskal dan keuangan untuk recovery," kata Adi.
Kementerian Keuangan telah mencoba memprediksikan kondisi yang terjadi dengan keuangan negara. Mulai dari kekuatan APBN, moneter dan semua instrumen telah dilakukan mitigasi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaRelawan Dianiaya TNI di Boyolali, TPN Ganjar Bakal Lapor Komnas HAM
Menurutnya, dunia internasional melihat Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dunia menjalankan pemilu yang tidak cacat dan bermasalah.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBersaksi di Sidang Sengketa Pilpres, Mensos: Bansos El Nino Seharusnya Selesai Desember 2023
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengungkapkan, batuan sosial terkait bencana el nino seharusnya dibagikan paling lambat Desember 2024.
Baca SelengkapnyaPopulasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata
Krisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.
Baca Selengkapnya