BI Rate bertahan, Agus Marto pesan jangan lengah
Merdeka.com - Suku bunga Bank Indonesia bertahan di level 7,5 persen. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo yakin keputusan mempertahankan BI Rate bisa mengendalikan inflasi hingga akhir tahun.
Diperkirakan, inflasi tahun ini bisa lebih rendah dari 8,5 persen. "BI rate sama artinya inflasi terkendali, menjaga Indonesia dari ketidakpastian dunia. Semua tidak boleh lengah, mengingat transaksi berjalan defisit cukup struktural," ujarnya saat di Gedung BI, Jakarta, Jumat (13/12).
"Kami menyakini bahwa inflasi di Indonesia tahun ini semakin terkendali saat bulan Juni lalu ada kenaikan BBM tinggi, kan diperkirakan bulan Juli inflasi 9-9,8 persen," jelas dia.
Agus pede hingga akhir tahun inflasi tidak akan sampai di level 9 persen. Sebab, inflasi November tercatat hanya 0,12 persen (mtm) dan 8,37 persen (yoy). Inflasi November sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Oktober yang mencapai 0,09 persen (mtm).
"Inflasi yang rendah didukung oleh koreksi harga pada kelompok volatile food dan melambatnya inflasi inti akibat perkembangan harga global yang cenderung rendah," jelas dia.
Bank Indonesia masih terus mencermati stabilitas sistem keuangan. Koordinasi lanjutan antara pemerintah dengan bank sentral masih terus berlanjut. Termasuk dalam upaya mewaspadai inflasi di tahun depan yang ditargetkan 4,5 minus satu persen.
"Inflasi lebih terkendali, karena current account defisit (CAD) mengalami defisit bulan Juni 4,4 persen dan mulai turun 3,8 persen sesuai GDP. Nanti di tahun 2015 diharapkan dengan tren perbaikan ini akan ada di kisaran 3 persen atau lebih rendah," ungkapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaSalah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaSecara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaHarga gabah kering giling (GKG) juga mengalami kenaikan sebanyal 1,7 persen mtm dan naik sebesar 29,37 persen secara yoy.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca Selengkapnya