Merdeka.com - Bank Indonesia mempertanyakan langkah DBS mengakuisisi sebagian besar saham bank Danamon yang dilakukan pada Selasa (3/4) lalu.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D. Hadad mengatakan bahwa BI berencana untuk mengirimkan surat ke kantor pusat DBS di Singapura, mempertanyakan niat DBS mengakuisisi Danamon.

"Sore ini kita mau kirim surat ke DBS di Singapura untuk nanya, niatnya apa mengakuisisi Danamon," ujar Muliaman di gedung Bank Indonesia, Rabu (4/4).

Sebelumnya memang BI mengaku tidak mengetahui soal akuisisi bank Danamon oleh DBS. Meskipun begitu, BI akan melakukan fit and proper test setelah transaksi akuisisi tersebut selesai.

Muliaman mengatakan bahwa BI akan melakukan pendekatan kualitatif untuk proses izin akuisisi tersebut.

"Kita akan negosiasikan dulu. Masih pakai aturan yang lama tentang merger dan akuisisi. Pendekatannya kualitatif," tambah dia.

Muliaman juga menekankan, masalah akuisisi DBS ini tidak hanya terbatas masalah kurangnya informasi bank Singapura tersebut. Dia juga menggarisbawahi tentang resiprokal investasi antara Indonesia dan Singapura.

Selama ini, ujar Muliaman, bank asal Singapura dinilai mudah untuk membuka cabang di Indonesia. Tetapi tidak sama halnya dengan bank asal Indonesia yang akan membuka cabang di Singapura. "Salah satunya kita akan mempertanyakan juga soal resiprokal," kata dia.

Senin (2/4) lalu DBS resmi membeli 67,37 saham Danamon senilai rp 45,2 triliun dengan harga saham Rp 7.000 per lembar.