Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BI: Bansos dan Stimulus Ekonomi Topang Pertumbuhan Dari Koreksi Lebih Dalam

BI: Bansos dan Stimulus Ekonomi Topang Pertumbuhan Dari Koreksi Lebih Dalam Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. ©2020 dok.Bank Indonesia

Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan pemberian bantuan sosial berdampak positif pada Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini bisa dilihat dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai permintaan konsumsi masyarakat pada triwulan-I 2020 sebesar 3,74 persen.

Angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan Bank Indonesia yang memprediksi pertumbuhan konsumsi masyarakat hanya 2,3 persen. "Konsumsi permintaan masyarakat 2,3 persen perkiraan kami, (tetapi) dari rilis BPS konsumsi permintaan tumbuh 3,74 persen," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (6/5).

Tak hanya itu, pada aktivitas ekspor juga mengalami hal yang sama. Berkat stimulus ekonomi pemerintah, ekspor Indonesia ke luar negeri tumbuh 0,24 persen di tengah pembatasan yang dilakukan berbagai negara tujuan. Semula, bank sentral memprediksi aktivitas ekspor tumbuh negatif 1,6 persen.

"Ekspor 0,24 persen dari data BPS, kami perkirakan negatif 1,6 persen," kata Perry.

Maka dari itu, Bank Indonesia menyimpulkan penyaluran bantuan sosial dan stimulus ekonomi kepada dunia usaha bisa menopang terjaganya PDB. Sehingga pertumbuhan ekonomi tidak turun lebih dalam. "Jadi ini memang terutama penyaluran bantuan sosial dan stimulus lain bisa menopang PDB dan tidak turun lebih lanjut."

Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi 2,97 Persen Kuartal I Relatif Baik Dibanding Negara Lain

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar 2,97 persen. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menilai kinerja ekonomi negara Indonesia relatif masih baik walaupun turun lebih lambat dibandingkan pertumbuhan kuartal IV 2019 tumbuh 4,97 persen.

"Walaupun hanya tumbuh 2,97 persen tapi dibandingkan dengan negara lain yang telah merilis angka PE-nya, kinerja ekonomi negara kita relatif masih baik," kata Presiden Jokowi saat membuka Pagu Indikatif RAPBN Tahun Anggaran 2021 melalui siaran telekonferensi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (6/5).

Dia menjelaskan Indonesia masih relatif masih baik lantaran menjadi pada beberapa negara yang alami pertumbuhan negatif. Seperti China yang turun dari 6 persen menjadi -6,8 persen.

"Artinya, ini YoY deltanya 12,8 persen. Prancis deltanya 6,25 persen. Minus. Hongkong delta 5,9 persen, Spanyol delta 5,88 persen. Italia delta 4,95 persen tumbuh negatif," ungkap Presiden Jokowi.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Bank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun
Bank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun

Bank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bank Dunia Kritik Makan Siang Gratis, Menteri Airlangga: Mereka Belum Tahu Programnya
Bank Dunia Kritik Makan Siang Gratis, Menteri Airlangga: Mereka Belum Tahu Programnya

Kekhawatiran Bank Dunia sendiri terkait potensi melebarnya defisit APBN terhadap produk Domestik Bruto (PDB).

Baca Selengkapnya
Data BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Data BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023

Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.

Baca Selengkapnya
Gibran Sebut Rasio Pajak dan Penerimaan Pajak Itu Beda, Begini Perbedaan Sebenarnya
Gibran Sebut Rasio Pajak dan Penerimaan Pajak Itu Beda, Begini Perbedaan Sebenarnya

Rasio pajak adalah perbandingan atau persentase penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) nominal suatu negara.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023

Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.

Baca Selengkapnya
Bulog Beberkan Keberhasilan Bantuan Pangan Beras dalam Menahan Laju Inflasi
Bulog Beberkan Keberhasilan Bantuan Pangan Beras dalam Menahan Laju Inflasi

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahun 2024.

Baca Selengkapnya
BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos
BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos

Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.

Baca Selengkapnya