Berkat revaluasi, aset BNI bertambah sebesar Rp 12,2 triliun
Merdeka.com - PT Bank Negara Indonesia (BNI) mengklaim nilai asetnya bertambah sebesar Rp 12,2 triliun. Itu mendorong peningkatan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 2 persen-2,5 persen menjadi 19 persen-21 persen.
"Revaluasi aset bertambah Rp 12,2T dengan tambahan equity kami tambah CAR. Ini sangat berarti bagi BNI dalam ekspansi," tutur Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, Jakarta, Selasa (12/1)
Tahun ini, bank pelat merah tersebut menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 15 persen-17 persen.⬠Ini lebih tinggi ketimbang total target penyaluran kredit di industri perbankan yang berkisar 13 persen-15 persen
"Kami memberanikan diri untuk patok target itu," katanya.
Adapun kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) ditargetkan di bawah 2,7 persen.â¬
âª"Waktu Juli NPL kami kan 3 persen. Kemudian per September 2015 turun 2,7-2,8 persen. Diperkirakan akhir tahun. Untuk 2015 NPL masih tetap sama. Nah tahun ini kami akan kaga di bawah 2,7 persen," ujar Achmad.
Terkait penghimpunan dana ketiga (DPK), Achmad menambahkan, BNI menargetkan tumbuh 14 persen-16 persen. Ini demi menjaga Loan Deposit Ratio (LDR) di level 85 persen-90 persen.
"Manajemen sangat optimis pertumbuhan binis di 2016 akan lebih tinggi dibanding realisasi 2015."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaKredit Ini Jadi Motor Terbesar Penggerak Kinerja Bank BTN, Sektor Apa?
Realisasi penyaluran kredit dan pembiayaan BTN sepanjang tahu 2023 mencapai Rp333,69 triliun.
Baca SelengkapnyaPangkas Kredit Macet Rp900 Miliar, Begini Prediksi Kinerja BTN di 2024
Penyelesaian ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas aset Bank BTN yang berdampak pada peningkatan kinerja Perseroan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaKinerja Bank BCA Sepanjang 2023: Penyaluran Kredit Tumbuh 13,9 Persen dan Laba Bersih Naik 19,4 Persen
Kenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca SelengkapnyaBTN Siapkan Uang Tunai Rp39 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran 2024
Adanya peningkatan alokasi uang tersebut sejalan dengan proyeksi peningkatan transaksi masyarakat selama hari raya Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaRUPST Bank Bengkulu Angkat Beni Harjono Jadi Dirut, Bank BJB: Kinerja Positif Harus Terus Ditingkatkan
Bank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.
Baca SelengkapnyaBPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos
Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca Selengkapnya