Berkat Kekesalan Susah Kirim Uang Lewat HP, Dokter Gigi ini Jadi Orang Terkaya Korea
Merdeka.com - Pendiri dan juga CEO Fintech Viva Republica, Lee Seung-gun baru saja dinobatkan menjadi orang terkaya Korea Selatan. Awal pekan ini, Viva Republica baru saja mendapat pendanaan USD 410 juta.
Dilansir dari Forbes, berkat pendanaan tersebut nilai Viva Republica menjadi USD 1 miliar. Forbes memperkirakan Lee memiliki sekitar 18 persen saham di perusahaannya tersebut. Ini membuat kekayaannya menjadi USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 17,3 triliun (asumsi Rp 14.425 per USD).
Berlokasi kantor di Seoul, Viva Republica mulai dibentuk pada medio 2013. Dua tahun setelahnya, perusahaan tersebut menciptakan aplikasi pengiriman uang yang dinamai Toss.
Sejak saat itu, Toss mulai menciptakan layanan keuangan lain. Mulai dari penyedia kredit hingga pembelian saham.
Toss mengklaim memiliki 20 juta pengguna, atau sepertiga lebih dari total penduduk Korea Selatan. Pendapatannya mencapai 390 miliar Won pada 2020 lalu.
Sebelum mendirikan Viva Republica, Lee merupakan seorang dokter gigi. Dia berkeinginan mendirikan Toss berkat kesal susahnya saat ingin mengirim uang lewat ponsel.
"Toss adalah solusi bagaimana seharusnya layanan keuangan," ujarnya.
Kisah Mansa Musa, Raja Muslim yang jadi Orang Terkaya Dunia Sepanjang Sejarah
CEO Amazon Jeff Bezos boleh jadi orang terkaya sejagat saat ini dengan kekayaan mencapai USD 118 miliar atau setara Rp 1.683 triliun (asumsi Rp 14.269 per USD). Namun, dia masih jauh jika dibandingkan dengan raja Musa I dari Mali, yang disebut sebagai orang terkaya sepanjang sejarah.
Dilansir dari Business Insider, Time menyebut kekayaan Musa I tak bisa dikalahkan oleh orang terkaya manapun, baik yang tercatat maupun tidak. "Tidak ada hitungan angka pasti mengenai jumlah kekayaan Musa," ujar penulis Time Jacob Davidson.
Mansa Musa (Mansa yang berarti raja atau sultan) memerintah Mali pada abad ke-14. Di mana, wilayah kekuasaannya saat itu dipenuhi sumber kekayaan alam yang melimpah, yang didominasi oleh emas.
Mansa Musa juga dikenal sebagai pemimpin militer yang sukses. Selama memerintah, dia berhasil menundukkan 24 kota. Jika disetarakan dengan peta dunia saat ini, wilayah kekuasaanya meliputi Mauritania, Senegal, Gambia, Guinea, Burkina Faso, Mali, Niger, Nigeria, dan Chad.
Kekuasaannya meluas secara mengagumkan yang diperkirakan mencapai 2.000 mil. Dia juga berhasil menyatukan Timbuktu dan merebut kembali kekuasaan dari Gao.
Kekayaan Musa baru dikenal oleh dunia pada saat raja muslim ini melakukan perjalanan haji ke kota Mekkah pada tahun 1324. Pada perjalanannya saat itu, Mansa Musa membawa ribuan rombongan yang membawa tumpukan emas dan membagi-bagikannya pada kaum miskin yang ditemui selama perjalanan.
"Dia membawa karavan sebanyak mata bisa memandang," tulis Smith.
Mansa Musa dilaporkan membawa 60.000 karavan atau kereta kuda yang meliputi 1.000 orang, 100 unta pembawa emas, pemusik pribadi raja, dan 500 budak yang juga membawa emas.
Sejarahwan, Ibn Khaldun, yang mewawancarai salah satu peserta perjalanan Mansa Musa mengatakan di setiap perhentiannya dia akan memberi makanan langka. Peralatan kebutuhan pribadinya bahwa dibawakan oleh 12.000 budak wanita yang memakai gaun dan sutra Yaman.
"Mansa Musa juga tidak pelit atau kikir. Dia akan menyumbang kepada setiap orang miskin yang ditemui. Saat dia berhenti di Kairo, dia memberikan emas berlimpah pada orang miskin yang langsung menyebabkan inflasi di Mesir," tuturnya.
Dengan kekayaannya tersebut, Mansa Musa tidak lagi memikirkan emas. Apa yang diinginkannya ialah membantu membangun bangsa sebagai amanah agamanya. Dia membangun sekolah, masjid, dan universitas besar di Timbuktu saat itu. Dia juga membangun masjid bersejarah di Timbuktu yang masih berdiri hingga saat ini yakni Djinguereber.
Sejarahwan, Chris Strobel, menulis perjalanan haji Mansa Musa saat itu tersebut mengubah pandangan bangsa Eropa dalam melihat Mali menjadi sebuah negara kaya, megah, dan maju. Pandangan inilah yang membuat bangsa Portugis melakukan penjajahan ke kerajaan Mali pada abad ke-15.
Mansa Musa naik takhta pada 1312. Pada saat itu, kebanyakan negara Eropa sedang mengalami krisis emas dan perak. Sementara, kerajaan Afrika justru memiliki pasokan melimpah.
Memerintah selama 25 tahun, orang terkaya sepanjang sejarah ini menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 1337. Sang Putra, Maghan I, pun meneruskan pemerintahannya. "Peninggalan kekayaan sang raja masih bertahan hingga saat ini, seperti makam, perpustakaan, dan masjid megah yang menjadi bagian sejarah kekayaan kerajaan Mali."
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenang Endang Witarsa, Pelatih di Balik Kesuksesan Sepak Bola Nasional Bergelar Dokter Gigi
Sosok di balik suksesnya perkembangan sepak bola di Indonesia ini dulunya merupakan seorang pemain dan sudah memiliki ijazah dokter gigi.
Baca SelengkapnyaSebelum Daftar Jadi Caleg, Chong Sung Kim Buka Usaha Garmen di Indonesia
Chong Sung Kim bercerita bahwa setelah melaksanakan kewajibannya di Korea dia berencana untuk berinvestasi ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok Low Siaw Ging, Dokter Dermawan dari Kota Solo yang Meninggal di Usia 89 Tahun
Selama menjadi dokter, ia sering menyisihkan uang pribadinya untuk biaya berobat pasien yang tidak mampu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sipit dan Ganteng, Iptu Senna Jadi Dokter di Kepolisian Karena Termovitasi dari Dekan Saat Kuliah
Perwira polisi, Iptu Senna menceritakan sosok yang menginspirasinya menjadi seorang dokter polisi.
Baca SelengkapnyaGelontorkan Banyak Uang, Ini 15 Deretan Selebritis Nyaleg yang Gagal Masuk ke Senayan
Pemilihan anggota legislaatif (Pileg) DPR dalam pemilu 2024 diramaikaan dengan sederet artis Tanah Air yang mencalonkan diri.
Baca SelengkapnyaWow, Perusahaan Korea Selatan Beri Tunjangan Rp1 Miliar untuk Karyawan yang Melahirkan
Dalam kasus ini, Booyoung Group tidak menerima potongan pajak yang akan diterimanya jika bonus tersebut dilaporkan sebagai gaji karyawan
Baca SelengkapnyaMenurut Dokter Gigi, Ini Jenis Kopi yang Paling Aman untuk Gigi
Dokter gigi mengungkap jenis kopi tertentu ternyata tidak terlalu meninggakan jejak dan berdampak pada gigi.
Baca SelengkapnyaIDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaDokter Ungkap Kondisi Terkini Relawan Prabowo-Gibran di Sampang Korban Penembakan Usai Operasi
Tim dokter saat ini masih melakukan perawatan dan observasi terkait kemungkinan gejala sisa.
Baca Selengkapnya