BEI susun aturan baru bagi perusahaan yang ingin go public
Merdeka.com - Meskipun kondisi ekonomi dunia masih diliputi ketidakpastian, kondisi pasar modal dalam negeri masih cukup positif. Hanya saja, beberapa pekan terakhir indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan pelemahannya.
Bursa Efek Indonesia mengaku tidak habis akal untuk meningkatkan likuiditas indeks komposite. BEI tengah menyiapkan upaya untuk mendongkrak kinerja bursa saham nasional sekaligus mendorong IHSG dan saham-saham unggulan. Mulai dari pemecahan nilai saham (stocksplit) hingga syarat bagi perusahaan yang akan melepas sahamnya ke publik melalui proses IPO.
Ada dua syarat yang sedang dikaji BEI. Pertama, jumlah minimum saham perdana yang dilepas ke publik minimal harus 20 persen. Yang kedua, jika perusahaan yang bersangkutan sudah menjadi perusahaan publik, maka sahamnya yang beredar di pasar (free float) wajib sebesar 15 persen.
"Kami terus mengkaji peraturan ini. Mudah-mudahan akhir tahun ini sudah selesai," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (10/7).
Dia menegaskan, aturan ini dibuat demi meningkatkan likuiditas pasar modal. Jumlah minimum saham yang dilepas saat IPO bertujuan untuk memperluas jangkauan investor. Termasuk ke saham-saham sektor ritel.
"Selama ini, banyak emiten berkinerja bagus tapi jumlah saham yang beredar sedikit. Imbasnya, banyak investor yang tak bisa memiliki saham itu," jelas dia.
Semisal, perusahaan pembiayaan PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF) yang memiliki market cap besar senilai Rp 8,3 triliun. Secara kinerja, ADMF juga mencatat kinerja yang terbilang cukup bagus meski mengalami sedikit penurunan laba bersih.
Pada kuartal I/ 2013, ADMF membukukan pendapatan Rp 1,22 triliun atau naik 31 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp 930,96 miliar. Dari segi bottom line, ADMF memperoleh laba bersih Rp 335,92 miliar, turun 7 persen dibanding periode sebelumnya, Rp 362,35 miliar.
Namun, semua predikat positif ADMF itu tidak diimbangi dengan jumlah saham ADMF yang beredar. Hanya ada 50 juta saham yang beredar di publik atau hanya 5 persen saja. Sementara sisanya sebesar 95 persen, atau setara 950 juta saham dikempit oleh induk usahanya yakni Bank Danamon.
Senada dengannya, Managing Partner Victoria Group Andrew Haswin menyambut baik rencana otoritas bursa. "Biarkan semua saham yang beredar di publik diserap oleh pasar. Kalau yang menyerap hanya pihak-pihak itu saja, namanya bukan public offering," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Q&A: Fakta dan Penjelasan Lengkap Aturan Pembatasan Barang dari Luar Negeri yang Diizinkan Masuk oleh Bea Cukai
Salah satu aturan tersebut memberikan kewenangan kepada Bea Cukai untuk melakukan penataan kembali kebijakan impor dengan menggeser pengawasan impor
Baca SelengkapnyaBea Cukai Ngurah Rai Musnahkan Barang Sitaan Senilai Rp405 Juta
Pemusnahan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Bea Cukai menjaga transparansi
Baca SelengkapnyaRespons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aturan Bea Cukai soal Pelaporan Barang Bawaan ke Luar Negeri Bikin Gaduh, Sri Mulyani Beri Tanggapan Begini
Perlu diketahui, regulasi barang bawaan ke luar negeri telah berlaku sejak tahun 2017 melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 203.
Baca SelengkapnyaDiskusi dengan Asosiasi Pengusaha, Bea Cukai Ingatkan Pentingnya Patuhi Aturan Menjalankan Usaha
Kelancaran proses bisnis tak terlepas dari kepatuhan dan pemahaman para pelaku usaha
Baca SelengkapnyaSiap-Siap, Perusahaan Telat Bayar THR Karyawan Kena Denda Segini
Batas pembayaran THR pegawai maksimal pada H-7 lebaran.
Baca Selengkapnya4 Negara yang Paling Banyak Berminat Investasi di IKN Nusantara
Terbaru, surat pernyataan minat tersebut telah mencapai 328 LoI.
Baca SelengkapnyaMisi AHY Bersih-Bersih Kementerian ATR/BPN: Bidik Sengketa Tanah & Beri Kenyaman Investor
Langkah ini perlu dilengkapi dengan memberikan kepastian hukum
Baca SelengkapnyaBebas Finansial Tak Lagi Mimpi, Wujudkan Bersama BRI Prioritas
Selagi ada sumber daya dan tekad yang kuat untuk mencapainya, kebebasan finansial sangat mungkin untuk diraih lebih cepat.
Baca Selengkapnya