Merdeka.com - Kejadian tewasnya Direktur Utama Perusahaan Dayaindo Resources International Sudiro Andi Wiguna (35) kemarin lantaran gantung diri, mengejutkan pihak manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasalnya perusahaan yang dipimpin mendiang turut melantai di bursa dengan kode listing KARK.

Pihak manajemen BEI melalui Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen, menyatakan turut berduka cita atas kabar tersebut. Meski demikian, otoritas bursa ini berharap para pemegang saham Dayaindo segera mengangkat pengganti Sudiro.

"Ke depannya, tinggal menunggu keputusan pemegang saham KARK untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Sudiro," ujarnya di Jakarta, Jumat (25/1).

Dia pun menambahkan agar laporan keuangan Dayaindo yang terkatung-katung segera diselesaikan. Pasalnya sejak Agustus tahun lalu, BEI melakukan suspensi saham KARK di pasar tunai dan pasar reguler terkait keterlambatan pelaporan keuangan. "Intinya kami turut berduka cita. Tapi itu tidak melepas kewajiban KARK kepada BEI," kata Hoesen.

Sebelumnya diberitakan, Kepolisian Metro Jakarta Selatan menduga Sudiro bunuh diri lantaran perusahaan yang dia pimpin bangkrut. Warga Menteng Residence Blok F C VIII No 1 RT 4/ RW 12 Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan itu ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dengan posisi tergantung di kusen jendela rumahnya, tanpa meninggalkan pesan apapun.

Motif bunuh diri Sudiro menguat setelah keluarga menyatakan mendiang pernah meminjam surat rumah adiknya untuk digunakan di sebuah bank.

Dayaindo merupakan perusahaan sektor batu bara dan pembiayaan infrastruktur. Masalah menerpa perusahaan Sudiro akibat kegagalan pembayaran dengan perusahaan perdagangan asal Swiss. KARK juga berutang pada Bank Internasional Indonesia (BII) sampai sekarang.

Dari catatan BEI, KARK terakhir kali menyampaikan laporan keuangan per 31 Maret 2012. Hoesen mengaku pimpinan bursa belum menghadiri pemakaman Sudiro yang juga menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu.