Merdeka.com - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengaku optimis di tahun ini penerimaan cukai bakal melebihi target. Target yang ingin dicapai yakni melebihi Rp 116,3 triliun.

"Cukai melampaui 100 persen, perkiraan kami 100,6 persen. Cukai tinggi, karena kenaikan tarif cukai," ujar Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Susiwijono di Kantornya, Jakarta, Selasa (23/12).

Susiwijono menuturkan, peningkatan tersebut berasal dari penerimaan cukai yang disebabkan meningkatnya volume produksi rokok dari tahun lalu sebanyak 341 miliar batang, menjadi 346 miliar batang pada tahun ini.

Meski demikian, lanjut Susiwijono, angka tersebut di bawah proyeksi sebesar 358 miliar batang. Penurunan tersebut lantaran terindikasi karena penerapan gambar seram pada rokok.

"Perlu dicek peringatan kesehatan Pictorial Health Warning (PHW), di negara maju nggak tinggi. Di kita saya yakin nggak banyak," tuturnya.

Pergeseran pola konsumsi rokok, diakui Susiwijono membantu penerimaan cukai. Rokok yang terbagi menjadi tiga, yakni Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Kretek Mesin (SKM), Sigaret Putih Mesin (SPM). Pergeseran dari kretek ke mesin mendorong penerimaan cukai.

"Konsumen meninggalkan kretek ke filter. Dalam konteks penerimaan itu positif, SKM tarifnya tinggi," ucapnya.