Baru sekitar 570.000 penduduk RI minati reksadana, kalah dari Malaysia dan Thailand
Merdeka.com - Bank Commonwealth mencatat minat masyarakat Indonesia terhadap investasi reksadana masih sangat kecil. Di mana, jumlah masyarakat yang berinvestasi di reksadana baru mencapai 570.000 atau sekitar 0,7 persen dari total penduduk Indonesia.
Head of Wealth Management and Retail Digital Business Bank Commonwealth, Ivan Jaya, menyebutkan sebagian besar masyarakat masih berinvestasi dalam bentuk tabungan di bank maupun dengan emas.
"Jumlah ini jauh kalau dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 40 persen, Thailand mencapai 30 persen," ungkapnya di Commonwealth Bank, Jakarta, Rabu (10/1).
Padahal, menurut dia, reksadana memiliki kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat ke depan. Antara lain, dikelola oleh manager investasi dan memiliki tingkat pengembalian yang cukup baik.
"Salah satu instrumen yang mendukung adalah reksadana, bedanya dengan saham, reksadana dikelola oleh manager investasi, dan setiap reksadana sudah ada temanya, misalnya 2018 ada konsumsi, infrastruktur," kata Ivan.
Dia mengatakan dalam merespon kebutuhan investasi nasabah dalam bentuk reksadana, Bank Commonwealth meluncurkan program Dynamic Model Portofolio yang merupakan benefit dari Premier Banking. Dynamic Model Portfolio merupakan sebuah konsep investasi yang tidak hanya fokus pada perpaduan kelas aset berdasarkan profil risiko nasabah, namun juga berdasarkan risiko pasar.
"Kami mengambil pendekatan portofolio yang menyeluruh dengan berbagai solusi dan produk yang dirancang sesuai tujuan finansial," jelas lvan.
Ada pun Dynamic Model Portfolio akan mengumpulkan berbagai informasi pasar, memilah mana yang paling relevan untuk setiap nasabah berdasarkan profil risiko dan tujuan investasi mereka, kemudian memberikan saran terkait penempatan portofolio aset-nya.
"Nasabah pun dapat menggerakkan asetnya secara dinamis, tidak harus sama dengan proporsi investasi yang ditentukan di awal. Melalui Dynamic Model Portfolio, kami ingin melayani nasabah kami dengan layanan wealth management yang mampu membantu mereka memahami realita pasar yang dinamis daripada hanya statis terpaku pada teori semata," tutup Ivan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Patut Dicoba, Begini Resolusi Investasi 2024 untuk Masyarakat Berusia 18-35 Tahun
Masyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil: Ada Investor Asing Masuk IKN Bawa Uang Rp50 Triliun
Pemerintah akan membuka investasi untuk asing di IKN pada tahap kedua.
Baca Selengkapnya5 Macam Reksa Dana yang Menarik Dipilih Sebagai Instrumen Investasi Alternatif
Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaInvestasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas
Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca SelengkapnyaMengejutkan, Ternyata 23,7 Persen Orang Dewasa di Indonesia Belum Punya Rekening Bank
Pada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca SelengkapnyaPemilu Berjalan Sukses, Jokowi Ingin Investor Lebih Banyak Tanam Modal di Indonesia
Diakui Jokowi, banyak investor yang memilih untuk menunggu untuk berinvestasi di Indonesia saat pemilu 2024 berlangsung.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Bakal Buka Penukaran Uang di Titik Jalur Mudik, Syaratnya Cuma Butuh KTP
Bagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca Selengkapnya