Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Barang mewah hingga fesyen bermerek mulai terdampak anjloknya Rupiah

Barang mewah hingga fesyen bermerek mulai terdampak anjloknya Rupiah dolar AS. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) belakangan ini terus melemah hingga berada di atas level Rp 15.200-an per USD. Angka ini jauh melampaui target pemerintah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar Rp 13.400 per USD.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey menyebut bahwa pelemahan Rupiah akan berdampak kepada para pelaku usaha ritel di Indonesia. Sebab, beberapa barang komoditas yang dijual pun masih didatangkan melalui impor.

"Sekarang kan (Dolar) sudah Rp 15.000 lebih, maka akan yang terkena (dampak) pertama itu adalah barang-barang impor," kata Roy saat dihubungi merdeka.com, Rabu (10/10).

Roy menyebut, ada beberapa jenis barang impor yang akan berdampak akibat melemahnya mata uang Garuda ini. Beberapa barang tersebut yakni yang sifatnya seperti produk barang mewah. Kemudian, beberapa barang yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri sehingga harus memutuskan untuk impor, serta barang yang bersifat branded fesyen.

"Paling tidak ketiga barang itu yang akan kena eskalasi harga terlebih dahulu," imbuhnya.

Meski demikian, kata dia, para pelaku usaha juga tidak serta merta langsung menaikan harga jual pada ketiga jenis produk tersebut. Terlebih, mereka akan mempertimbangkan dengan melihat ketersediaan stok barang yang ada.

"Tetapi ketika importir atau distributor pemasokan barang dengan harga Dolar yang sudah di atas Rp 15.000 ini, maka ketika stok habis itu sudah pasti eskalasi harga," ungkapnya.

"Eskalasi harga biasanya itu di atas presentasi kenaikan Dolar, dari Dolar yang sebelumnya dari yang sekarang ini. Jadi anggaplah Dolar ada kenaikan 15-20 persen maka kenaikan (produk) bisa di atas itu," tambahnya.

Roy menambahkan, sejauh ini secara tren penjualan sendiri masih tetap sama. Artinya tidak ada penurunan secara drastis dari konsumen. "Kalau sekarang memang katagori untuk produk tersier atau prodak impor itu lebih stagnan sifatnya maksudnya tidak bertumpu seperti produk yang lain. Karena bicara market jadi kalau orang yang memiliki dana atau sosial ekonominya status B Plus dan A itu biasanya tidak berpengaruh dengan harga. Walaupun ada kenaikan eskalasi harga orang-orang dengan status sosial ekonomi tinggi tidak berpengaruh mereka tetap akan berbelanja,"

Diketahui, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih melanjutkan pelemahan di perdagangan hari ini, Rabu (10/10). Sempat dibuka menguat, Rupiah kemudian kembali terperosok di level Rp 15.200-an per USD.

Mengutip data Bloomberg, Rupiah pagi ini dibuka di level Rp 15.213 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 15.237 per USD. Namun demikian, Rupiah langsung melemah usai pembukaan hingga menyentuh level Rp 15.227 per USD.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara

Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara

Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar

Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar

Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Siap-Siap, Harga Minuman Manis Kemasan Bakal Naik Akibat Kebijakan Pemerintah Ini

Siap-Siap, Harga Minuman Manis Kemasan Bakal Naik Akibat Kebijakan Pemerintah Ini

Triyono khawatir kenaikan harga minuman manis dalam kemasan nantinya akan membebani daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.

Baca Selengkapnya
Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu

Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu

Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.

Baca Selengkapnya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.

Baca Selengkapnya