Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 sebesar -4,19 persen. Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi semester I tahun ini tercatat mengalami kontraksi sebesar 1,26 dibandingkan semester I tahun lalu.

Meski demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini pertumbuhan ekonomi bisa terus membaik. Sebab, dia mencatat tren pertumbuhan di sejumlah indikator.

"Yang diharapkan oleh pemerintah adalah ada keyakinan bahwa ini akan recovery-nya dalam bentuk shape yang kembalikan, sehingga kuartal kedua ini betul-betul sebagai bottom dari perekonomian di Indonesia," kata Airlangga dalam Konferensi Pers Strategi Pemulihan Ekonomi Nasional dan Rilis PDB Kuartal II-2020, Rabu (5/8).

Dia menjelaskan, sinyal perbaikan ini seperti pada Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur, indeks keyakinan konsumen, penjualan ritel, dan penjualan mobil, serta survey kegiatan usaha.

"Karena kalau kita lihat dalam situasi seperti ini adalah trennya. Nah trennya itu kalau kita lihat, PMI manufaktur Indonesia itu kita sudah terjadi kenaikan dari Maret terendah 27,5 dan 46,9 pada Juli," imbuhnya.

"Jadi ini terjadi V curve di manufaktur. Ini yang menandakan adanya demand baik dari dalam negeri maupun ekspor sudah mulai muncul. Momentum ini yang harus kita jaga," sambung dia.

Penjualan kendaraan bermotor (mobil) juga menunjukkan tren yang terus naik. Di mana titik terendahnya pada Mei -82,3 dan pada Juni naik -54,6. "Jadi sudah mulai ada kenaikan," kata Menko.

Sementara itu, penjualan retail pada Juni naik pada -14,4 dari Mei -20,6. Lainnya yang juga menunjukan tren kenaikan yakni Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Naik pada posisi 83,8 setelah turun di angka 77,8 pada Mei. Kemudian ada Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) juga sudah positif, dari -13,1 ke -5,1.

Reporter: Pipit Ika Ramadhani

Sumber: Liputan6.com