Banyak regulasi hambat investasi, kemampuan serap tenaga kerja turun
Merdeka.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat penyerapan tenaga kerja pada semester I 2017 (Januari-Juni 2017) mencapai 539.457 orang. Angka ini menurun dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebanyak 681.909 orang.
Kepala BKPM Thomas Lembong menilai salah satu penyebab menurunnya penyerapan tenaga kerja ini dikarenakan melemahnya industri ritel. Tentunya, hal ini merupakan imbas dari banyaknya regulasi yang menghambat dunia usaha.
"Saya makin prihatin terhadap struktur investasi terutama keseimbangan pada padat modal dan padat karya. Kalau kita tidak segera memperbaiki peraturan yang dikeluhkan Presiden, bisa saja nilai investasi naik terus tapi pelaku usaha malah mengurangi tenaga kerja akibat efisiensi," kata Thomas di Jakarta, Rabu (26/7).
Dia menambahkan, meski pencapaian target tercapai, namun kesejahteraan masyarakat tetap tak bisa tercapai jika tidak dilakukan penyederhanaan regulasi. "Angka nominal investasi belum 100 persen sama dengan penghasilan masyarakat atau peningkatan kesejahteraan masyarakat," imbuhnya.
Melihat hal tersebut, Thomas khawatir penurunan kinerja industri ritel selama Hari Raya Idul Fitri lalu, seperti penjualan makanan sampai kembang api atau petasan akan terus terjadi.
"Saya sangat khawatir ini jadi tren. Wah dunia usaha menggeser investasi kepada program atau sarana bertujuan efisiensi mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja. Itu yang bisa membuat suasana di konsumen menjadi hati-hati. Tidak mau banyak pengeluaran, sehingga muncul di angka-angka ritel sales yang sangat lambat," pungkas Thomas.
Untuk semester I-2017, kontribusi sektor industri mencapai USD 7,1 miliar atau 45,4 persen dari total penanaman modal asing (PMA). Di antaranya Pertambangan dengan nilai USD 2,2 miliar, Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin, dan Elektronik dengan nilai USD 2 miliar, Listrik, Gas, dan Air dengan nilai USD 1,7 miliar, Industri Kimia Dasar, Barang Kimia, dan Farmasi dengan nilai USD 1,3 miliar, dan Industri Makanan dengan nilai USD 1,2 miliar.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?
Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaAlami Tren Penurunan Harga, Bos IBC Percaya Diri Permintaan Nikel Tetap Tinggi
Permintaan nikel diprediksi akan terus meningkat seiring dengan tren kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Untung Rugi Pemerintah Guyur Diskon Industri Motor dan Mobil Listrik
Pemberian insentif bertujuan meningkatkan hingga mempercepat produksi dan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil Kaget Pajak Hiburan Naik Hingga 75 Persen: Ini Mengganggu Iklim Investasi
Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemakaian Listrik Ilegal Rugikan Negara Rp4,9 Triliun, Modusnya Ada yang Mengakali Meteran
Ainul mengatakan akibat pemakaian listrik ilegal, dalam kurun tiga tahun terakhir terjadi peningkatan kerugian negara.
Baca SelengkapnyaPemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaPenyaluran Kredit untuk Mobil Listrik Masih Rendah, Terkendala Tingginya Suku Bunga
Penyaluran Kredit untuk Mobil Listrik Masih Rendah, Terkendala Tingginya Suku Bunga
Baca Selengkapnya