Bank tanah jadi solusi kelangsungan proyek rumah murah
Merdeka.com - Pembebasan lahan masih saja menjadi penghalang dalam pembangunan properti, termasuk di antaranya program rumah murah milik pemerintah. Keberadaan spekulan tanah yang memegang kendali di lapangan, membuat harga tanah melambung tinggi.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, mengatakan pemerintah harus mengubah strategi dan pendekatan dalam proyek pembangunan rumah murah yang ditargetkan mencapai 4 juta hingga 2019 mendatang. Salah satunya dengan membentuk bank tanah.
"Bank tanah untuk menjamin kelangsungan program rumah murah," kata Ali di Jakarta, Rabu (16/8).
Menurutnya, bank tanah akan menyediakan pasokan lahan untuk rumah murah. Jika tidak terbentuk bank tanah, harga tanah akan terus terdongkrak dan pasokan lahan semakin sulit.
Ali menambahkan, harga tanah yang tinggi akan membebani pengembang dan konsumen kelas bawah. Jika hal itu terjadi, program rumah murah terancam berantakan. Apalagi pemerintah juga tengah mengejar sejumlah proyek infrastruktur dan maritim.
Dikhawatirkan dana untuk program rumah murah menciut karena dalam anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), anggaran dipangkas menjadi Rp 3,1 triliun dari sebelumnya Rp 9,7 triliun. "Kami ingatkan saat ini dana tersebut tidak akan cukup dengan rencana pemerintah membangun rumah murah," ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menargetkan membangun 4 juta unit rumah murah hingga 2019. Rumah murah ini ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan anggaran Rp 72 triliun.
"Rumah murah ditetapkan dengan mengacu progres pembangunan rumah murah. Program ini sekaligus mengatasi backlog yang telah mencapai 11,6 juta rumah," kata Ali.
Mengenai backlog, Ali melihat pemerintah telah melakukan sejumlah terobosan inovatif dengan teknologi baru yang bisa diadopsi. Contohnya, rumah kayu dengan teknologi tinggi, tahan gempa, dan anti air. Rumah dengan model seperti ini harganya lebih murah.
Berdasarkan Laporan McKinsey Global Institute (MGI), sekitar 330 juta rumah tangga yang bermukim di perkotaan di seluruh dunia tinggal di perumahan di bawah standar. Kemudian sekitar 200 juta rumah tangga di negara berkembang tinggal di daerah kumuh.
Prediksi MGI pada 2025, sekitar 440 juta rumah tangga perkotaan di seluruh dunia, sekitar 1,6 miliar orang akan menempati perumahan yang tidak memadai, tidak aman, karena tidak punya akses finansial.
Menurut hitungan McKinsey Global Institute, rumah yang terbuat dari kayu rekayasa jauh lebih murah daripada rumah beton dan bata dengan ukuran yang sama. Harga rumah sekitar 30 persen lebih murah, efisiensi skala, pembuatan dan produksi otomatis, biaya pondasi lebih murah, konstruksi yang cepat dan biaya pembiayaan yang jauh lebih murah. Selain tahan api, bahan rumah kayu juga tahan air, tahan cuaca, tahan rayap, shock-proof dan load-bearing.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru Pertama Kali Kerja Mau Ambil KPR Rumah, Bisa Nggak Ya?
Perlu banyak persiapan dan pertimbangan finansial yang harus dilakukan terutama yang baru pertama kali bekerja.
Baca SelengkapnyaBanyak Tanah dan Rumah, Sule Sukses Buka Usaha Parkiran Mobil di Cimahi 'Ini kita Buka Lagi Kontrakan'
Sule memiliki beberapa aset berupa tanah dan rumah. Dia berencana menambah usaha parkiran dan kontrakan.
Baca SelengkapnyaKisah Ibu Asal Madiun Jualan Pentol Tepung Kanji di Rumah, Omzetnya Capai Rp6 Juta per Hari
Ia berhasil membeli tanah, membangun rumah, hingga membeli mobil
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaRumah Sederhana Ini Punya Fasilitas Menakjubkan, Buka Pintu Langsung Laut Cantik 'Orang Kaya Mah Lewat'
Meski sederhana, namun pemiliknya setiap hari dimanjakan dengan berbagai hal menakjubkan.
Baca Selengkapnya98,6% Tanah Sudah Terdaftar, Dampak Ekonomi di Kota Tangerang Selatan Mencapai Rp20,5 T
Tujuan dari dilakukannya percepatan dalam hal pendaftaran tanah, di antaranya untuk memberikan kepastian hukum hak atas tanah masyarakat
Baca SelengkapnyaJadi Kuli Pemotong Rumput di Malaysia, Pasutri TKI Ini Berhasil Bangun Rumah Mewah Bak Istana di Kampung Halaman
Ada bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaMudah Ditemukan di Sekitar Rumah, Berikut 5 Buah Segar Penurun Gula Darah
Beberapa buah manis yang mudah ditemui di sekitar rumah ini bisa bantu turunkan gula darah loh! Berikut daftarnya.
Baca Selengkapnya