Bank Sampoerna catat peningkatan laba bersih dua digit di Semester I/ 2018
Merdeka.com - Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”) melaporkan kinerja keuangan semester I/ 2018 dengan peningkatan laba bersih sebesar 23,8% atau menjadi Rp29,7 miliar dari Rp23,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan operasional Bank Sampoerna, yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, tumbuh 21,0% menjadi Rp322,1 miliar pada semester I/ 2018 dari Rp 266,2 miliar pada semester I/ 2017.
Ali Rukmijah, Direktur Utama Bank Sampoerna, menyatakan bahwa, kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh beberapa faktor, di antaranya pertumbuhan kredit dan disiplin dalam pengelolaan beban operasional. Bank juga terus menekankan perbaikan kualitas kredit serta terus memaksimalkan peningkatan fee-based income.
Hingga akhir Juni 2018, secara konsolidasi Bank Sampoerna telah menyalurkan kredit senilai Rp6,8 triliun atau tumbuh 12,4% dari penyaluran kredit di akhir Juni 2017 sebesar Rp6,1 triliun. Dari seluruh kredit yang disalurkan Bank Sampoerna, sekitar 80,0% di antaranya atau senilai Rp5,5 triliun disalurkan ke segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"UMKM merupakan fokus bisnis Bank Sampoerna. Ke depan kami akan tetap mendukung UMKM. Salah satunya melalui akses pembiayaan seperti Kredit Multi Guna Probiz yang menawarkan skema pembiayaan yang fleksibel," lanjut Ali.
Penyaluran kredit yang tumbuh mampu meningkatkan pendapatan bunga bersih (NII) naik sebesar 16,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp302,4 miliar. Sementara itu rasio kredit macet (non-performing loan/ NPL) Gross masih tercatat pada level yang cukup aman yaitu 3,8% meningkat sebesar 0,1% dibandingkan dengan NPL Gross pada akhir semester I-2017 sebesar 3,7%.
Kinerja positif Bank Sampoerna juga didukung dengan pertumbuhan double digit Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir Juni 2018, DPK Bank Sampoerna tercatat Rp7,7 triliun atau naik 13,1% dibandingkan dengan posisi per akhir Juni 2017 sebesar Rp6,8 triliun. Peningkatan dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) mencatatkan pertumbuhan tertinggi.
Rekening giro Siaran Pers No. No. 011/CA/BSS/VII/2018 pada Bank Sampoerna tercatat membukukan pertumbuhan yoy sebesar 44,9% menjadi Rp325 miliar, sedangkan tabungan tumbuh 14,4% yoy menjadi Rp823 miliar. Rekening deposito Bank Sampoerna juga mengalami kenaikan sebesar 11,7% yoy menjadi Rp6,6 triliun.
Hal ini berdampak pada peningkatan pada CASA Ratio ke tingkat 14,8% dibandingkan dengan 13,8% pada satu tahun sebelumnya, lebih lanjut dijelaskan Henky Suryaputra, Chief Financial Officer Bank Sampoerna.
Pertumbuhan CASA yang solid serta tingginya penyaluran pinjaman pada segmen UMKM telah memungkinkan Bank Sampoerna untuk meningkatkan marjin bunga bersih (NIM) ke level 7,0% meskipun telah dilakukan penurunan suku bunga pinjaman.
"Peningkatan DPK yang sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit menjadikan rasio pinjaman terhadap total simpanan atau Loan to Deposit Ratio (”LDR”) berada di level 88,6% pada akhir Juni 2018, relatif tidak berubah dibandingkan dengan 88,3% pada tahun sebelumnya. Tingkat LDR ini dipandang cukup baik mengingat fluktuasi kondisi ekonomi di Indonesia," jelas Henky lebih lanjut. Sementara itu, rasio keuangan lainnya dapat dicapai pada level yang cukup baik, seperti ROE 4,8%, dan CAR 18,5%.
"Kami yakin paruh kedua tahun 2018 ini Bank Sampoerna masih berpotensi tumbuh positif. Pengembangan produk Probiz dan penyaluran kredit ke sektor UMKM akan terus kami selaraskan dengan kebutuhan pasar demi memajukan perekonomian di Indonesia," tutur Ali menutup pembicaraan.
(mdk/hrs)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca SelengkapnyaAdapun total kredit di tahun 2023 mencapai Rp65,68 triliun, turun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp69,7 triliun.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaIndustri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.
Baca SelengkapnyaPembukuan ini merupakan pencapaian laba bersih tertinggi sejak Bank DKI berdiri tahun 1961.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca Selengkapnya