Bank Mandiri prediksi kenaikan The Fed Rate pada akhir 2015
Merdeka.com - Bank Mandiri memprediksi kenaikan suku bunga The Fed akan dilakukan pada akhir 2015. Pasalnya, hingga saat ini, BUMN tersebut tidak melihat hal mendesak sehingga The Fed harus menaikkan suku bunganya.
"Kalau di ujung tahun 2015 tidak terlalu khawatir," kata Ekonom Senior Mandiri Sekuritas, Aldian Taloputra, di Jakarta, Selasa (23/12).
âªPihaknya yakin, dengan tekanan inflasi Amerika yang rendah maka The Fed tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga acuannya.⬠Pasalnya, konsumsi belanja yang kecil membuat angka inflasi aman.
"Makanya kami berani mengatakan kalau Fed nggak akan naik dalam waktu dekat. Fed akan menaikkan ratenya kalau inflasi mengancam," terangnya.
Sebelumnya, sejumlah negara berkembang mendesak bank sentral Amerika Serikat, The Fed, untuk segera memastikan kapan rencana pemangkasan stimulus moneternya dilaksanakan. Soalnya, ketidakpastian itu sudah sangat jelas berdampak pada ekonomi negara berkembang yang bergejolak.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan desakan itu menguat saat pertemuan negara anggota G20 di Rusia, pekan lalu. Indonesia bersama China dan India, termasuk negara yang memprotes sikap The Fed yang menutupi rencana pengurangan stimulusnya itu.
"Seharusnya bisa dibikin road map. Mereka bisa bilang September akan diambil berapa. Kalau itu jelas kami bisa hitung berapa pelarian modal keluar yang akan terjadi, jadi bisa segera kami antisipasi," ujarnya saat ditemui di DPR-RI, Jakarta, Senin (9/9).
Waktu pelaksanaan yang tidak pasti, membuat investor berspekulasi. Akibatnya, pasar keuangan di negara berkembang bergejolak, aliran modal masuk terhambat.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaJepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca Selengkapnya