Bank Indonesia Sebut The Fed Baru Akan Naikkan Suku Bunga Kuartal III 2022
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan, The Fed selaku bank sentral Amerika Serikat (AS) baru akan menaikan suku bunga acuan pada kuartal III 2022. Dari hasil komunikasi yang disampaikan The Fed, kenaikan suku bunga antarbank atau Federal Funds Rate (FFR) tidak akan dilakukan berbarengan kebijakan pengetatan moneter (tapering off).
"Kesimpulan yang kami lihat, dengan komunikasi-komunikasi itu, bahwa pengurangan likuditas kemungkinan dimulai pada bulan November, dan tentu saja berlanjut di tahun 2022. Dan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed Fund Rate di triwulan III 2022," terang Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Selasa (21/9).
Menurut dia, komunikasi The Fed yang baik itu telah diterima dan dipahami oleh pasar. Indikator itu terlihat dari pantauan obligasi atau surat berharga negara (SBN) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
"Dengan pemahanan yang baik tidak terjadi suatu kenaikan yang besar, meskipun dalam jangka panjangnya cenderung ada kenaikan," ujar Perry.
Perry pun menilai, kebijakan tapering off yang bakal dilakukan The Fed nantinya tidak akan separah seperti imbas taper tantrum kepada kurs di negara berkembang pada 2013 lalu.
"Pada waktu itu, dalam tempo 1-2 bulan US treasury yield naik jadi 3,5 persen. Sekarang kenaikan US treasury itu tidak terlihat signifikan, dan juga mengalami lebih secara bertahap," tukas dia.
Bank Indonesia Proyeksi Tren Pemulihan Ekonomi Terus Berlanjut
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memproyeksi, tren pemulihan ekonomi global diprakirakan berlanjut. Meski dampak kenaikan kasus Covid-19 dan gangguan rantai pasokan di beberapa negara perlu diwaspadai.
"Di Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan Jepang, laju pemulihan ekonomi pada paruh kedua 2021 cenderung lebih lambat dari prakiraan," ungkapnya dalam konferensi pers secara daring, Selasa (21/9).
Di sisi lain, ungkap Perry, pemulihan ekonomi di berbagai negara kawasan Eropa dan Amerika Latin cenderung lebih tinggi. Sehingga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi global.
Pun, kinerja berbagai indikator dini pada Agustus 2021, seperti Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur dan penjualan eceran tetap kuat, di tengah indikasi lebih lamanya transportasi barang seperti tercermin pada PMI Suppliers' Delivery Times Index.
"Dengan dinamika tersebut, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi global 2021 tetap sekitar 5,8 persen. Volume perdagangan dan harga komoditas dunia tumbuh kuat, sehingga menopang prospek ekspor negara berkembang," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024
Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaTak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca Selengkapnya