Bank Indonesia: Kinerja Ekspor Indonesia Sudah On Track
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menyebut kinerja ekspor Indonesia sudah berada di jalur yang tepat. Hal ini tercermin dari beberapa indikator, seperti harga komoditas ekspor dalam negeri dan volume perdagangan dunia yang terus meningkat.
Direktur Eksekutif BI, Yoga Affandi mengatakan, neraca pembayaran Indonesia mengalami surplus dengan nilai tertinggi yang pernah dicapai Indonesia.
"Jadi ekspor kita sudah on track. Hanya saja, masalahnya ini bagaimana dia bisa menetes ke konsumsi, investasi, kemudian menggerakan permintaan dan sektoral sehingga ekonomi domestik bergerak secara sirkular dan berkelanjutan," ujar Yoga dalam webinar InfoBank, Rabu (24/2).
Yoga juga mengatakan, kondisi ekonomi global diperkirakan membaik pada 2021. Beberapa negara maju diperkirakan mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi, seperti Tiongkok di angka 9,1 persen hingga Amerika Serikat di angka 4,7 persen.
"India juga akan tumbuh 9 persen setelah penurunan yang tajam," paparnya.
Tingginya prediksi pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan adanya akselerasi vaksinasi Covid-19 yang membangkitkan kepercayaan diri masyarakat dalam beraktivitas secara fisik terutama di negara maju dan stimulus Covid-19.
"Ekonomi Indonesia sendiri diproyeksi tumbuh 5,1 persen tahun ini, ini lebih besar dari dugaan kita sebelumnya," kata Yoga.
Kadin: Kontribusi UMKM pada Ekspor Masih di Kisaran 15 Persen
Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Roeslani menyambut baik Program Kolaborasi Akselerasi Mencetak 500.000 Eksportir Baru di 2030. Lantaran kontribusi UMKM terhadap ekspor masih di level 15-16 persen, sehingga diperlukan terobosan-terobosan untuk meningkatkan ekspor.
"Memang kalau kita lihat UMKM dari sektor penyerapan tenaga kerjanya sangat tinggi, tetapi memang dari sektor kontribusi terhadap ekspor masih di level 15-16 persen," kata Rosan dalam peresmian Program Kolaborasi Akselerasi Mencetak 500 ribu Eksportir Baru di 2030, Rabu (17/2).
Tak dipungkiri, UMKM merupakan sektor yang terdampak paling besar akibat pandemi covid-19. Kendati begitu, dengan banyaknya stimulus-stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah diharapkan dapat membantu UMKM tetap bertahan di masa sulit ini.
Rosan optimistis sektor UMKM ke depannya akan terus berkembang dan bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi, pemasaran, dan lainnya. Sehingga UMKM bisa memberikan dampak positif termasuk untuk meningkatkan ekspor.
"Sesuai dengan arahan bapak Presiden Jokowi pada akhir Desember kita semua harus melakukan dan membangun suatu kebijakan yang bersama-sama mereformasi regulasi dalam rangka kita meningkatkan ekosistem dari para eksportir kita ke depannya," ujarnya.
Rosan mengatakan, memang pada 2020 perdagangan Indonesia surplus. Tapi jika dilihat kembali, telah terjadi penurunan dari ekspor sekitar 7,2 persen dan impor juga turun lebih tajam kurang lebih 13,5 persen.
Oleh karena itu, kata Rosan, sangat penting untuk meningkatkan sumber daya manusia, dalam rangka meningkatkan daya saing. Dengan peningkatan SDM tersebut, nantinya memberikan suatu daya saing yang bisa berjalan secara terus-menerus untuk meningkatkan ekspor.
"Kita pun bersama-sama masih ingat sebelum adanya covid-19 ini kita melakukan beberapa pemaparan diskusi mengajak teman-teman di universitas dan UMKM untuk terus melakukan dan memberikan pengarahan bagaimana kita bersama-sama meningkatkan peran dari ekspor ini," ungkapnya.
Demikian dalam kesempatan peresmian Program Kolaborasi Akselerasi Mencetak 500.000 Eksportir Baru di 2030, Rosan mengatakan pemerintah harus mensosialisasikan kepada para eksportir mengenai aktivitas perdagangan internasional yang sedang dijalankan Indonesia, seperti CEPA dan lainnya.
Sehingga para eksportir juga mengetahui apa saja yang Pemerintah Indonesia sudah disepakati dan mereka bisa memanfaatkan asas manfaat dari perjanjian perdagangan yang ada selama ini.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menko Airlangga: Indonesia Masuk Negara Menengah Atas, Pendapatan per Kapita Capai USD 5.400
Salah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaIzin Ekspor Pasir Laut Belum juga Dibuka Meski Sudah Dapat Izin Jokowi, Kemendag Buka Suara
Presiden Jokowi mengeluarkan aturan yang membolehkan pengerukan pasir laut, salah satunya untuk tujuan ekspor pada Mei 2023.
Baca SelengkapnyaPeringkat Paspor Indonesia di Urutan Ke-66 Dunia, Kalah dari Timor Leste, Malaysia dan Thailand
Dalam indeks tersebut menampilkan pemegang paspor Indonesia bisa bebas masuk visa ke 78 negara.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca Selengkapnya