Merdeka.com - Seiring berkembangnya dunia digital, pertumbuhan sektor ekonomi pun diharapkan ikut mengalami perkembangan. Demi memberdayakan Unit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di era ekonomi digital, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merangkul para pelaku UMKM yang dibina dalam Balai Ekonomi Desa untuk Go Digital.

Hal ini sesuai dengan misi pemerintah yang memiliki target 6 juta UMKM untuk Go Digital sesuai dengan peta jalan sistem perdagangan elektronik di Perpres No 74/2017. Ada pun UMKM yang dibidik Bank BTN di Balkondes Karanganyar ini adalah para pengrajin gerabah yang menjadi ciri khas dari desa tersebut.

“Balkondes BTN di Karanganyar menjadi ruang bagi para pengrajin untuk tidak sekadar unjuk gigi, tapi juga mendapat edukasi untuk berkembang di era ekonomi digital saat ini,” kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono di sela-sela acara kunjungan Menteri BUMN, Rini Soemarno di Balkondes BTN, Borobudur, Jawa Tengah, Minggu (20/8).

Sekitar 80 pengrajin gerabah yang dibina di Balkondes Bank BTN. Mereka diberi pelatihan untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam memasarkan produknya ke seluruh Indonesia, bahkan seluruh dunia. Materi pelatihannya sendiri meliputi pembukaan akun e-dagang atau e-commerce, menciptakan nilai tambah pada produknya mengisi gerai online dengan foto produk yang layak jual, kemasan menarik, dan sebagainya di situs penjualan online atau e-commerce.

“Pelatihan ini diharapkan bisa mendorong pengrajin lebih aktif berjualan via online, sebab saat ini kontribusi transaksi e-commerce UMKM masih sangat rendah,” kata Maryono.

Balkondes Karanganyar juga dilengkapi dengan etalase online di situs belanja online, sebagai wujud nyata dari pelatihan tersebut. UMKM yang berada di bawah Balkondes BTN bisa melakukan beragam transaksi digital. Kesempatan ini juga dimanfaatkan Bank BTN merilis Quick Response Panyemt, aplikasi pembayaran untuk merchant maupun nasabah untuk memudahkan transaksi.

Quick Response Payment sendiri merupakan aplikasi yang bisa dioperasikan lewat ponsel atau pun PC. Cara penggunaannya hanya memindai kode QR yang terpampang di layar merchant.

“Jadi penjual bisa memasukkan nilai transaksi, begitu selesai dipindai maka dana nasabah di tabungan secara real time sudah dipotong. Tentu ini akan lebih efisien, cepat mudah dan aman,” kata Maryono.

Menurut data Deloitte (2016), dari 57,9 juta UMKM di Indonesia, kurang dari 9% yang menyentuh e-commerce. Hal ini membuat sumbangannya ke nilai perdagangan online nasional sangat minim. Sementara peran UMKM mendorong pertumbuhan ekonomi cukup dominan. Di tahun 2016, kontribusinya mencapai 57,9%.

Bank BTN juga mengajak BUMN lain untuk membangun Rumah Kreatif BUMN (RKB) dalam rangka mencapai tujuan UMKM Go Digital tersebut. RKB ini dibangun sebagai fasilitator UMKM untuk mengasah kemampuan mereka memasarkan produknya lewat e-commerce. “Potensi UMKM harus terus dibangun sehingga sinergi BUMN dibutuhkan untuk merangkul semua UMKM yang merupakan salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia untuk bergerak di ekonomi digital, apalagi tahun 2020, pemerintah memprediksi potensi bisnis e-commerce nasional mencapai US$ 130 miliar,” kata Maryono.

Peningkatan e-commerce akan ikut memupuk pendapatan non bunga bagi perbankan. Per bulan Juli 2017, jumlah transaksi online (Debit) mencapai 365% atau sekitar 31.727 transaksi dibanding periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini tentunya juga diiringi dengan kenaikan nilai transaksi yang melejit menjadi Rp 72 miliar pada Juli 2017.

“Kami sedang gencar meningkatkan kerjasama baik business to business (B2B) maupun business to consumer (B2C) untuk meningkatkan pendapatan non bunga dari transaksi digital bisa naik 86% dibandingkan tahun lalu menjadi sebesar Rp 153,9 miliar pada tahun ini,” kata Maryono.

Balkondes sendiri didirikan untuk memberdayakan perekonomian masyarakat sekitar destinasi wisata. Program ini menjadi bagian BUMN Hadir untuk Negeri yang dicanangkan Kementerian BUMN sejak akhir 2016. Misalnya saja, BUMN membangun Balkondes di kawasan Candi Borobudur. Balkondes ini diharapkan memberikan akses ke wisatawan untuk mengenal kekayaan seni dan budaya masyarakat sekitar.

“Fasilitas di Balkondes terus ditingkatkan antara lain dengan menyediakan kendaraan berupa sepeda untuk wisatawan berkeliling ke rumah para pengrajin gerabah, intinya kami ingin Balkondes ini tidak hanya nyaman bagi pengunjung tapi ikut mendorong aktivitas ekonomi masyarakat sekitar,” pungkas Maryono.