Merdeka.com - Pendanaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masih mengalami hambatan dari industri perbankan. Selain persyaratan yang tinggi, tidak semua bank membuka cabangnya hingga pedesaan.

Asisten Direktur Departemen Kredit, BPR dan Usaha Mikro Bank Indonesia (BI) Bandoe Widiarto mengatakan selain itu, bank tidak yakin jika pelaku UMKM membayar angsuran kredit. "Jenis bisnis mereka kadang suka tidak pas dengan cara pengembalian kredit. Itu sebabnya banyak bank ragu memberikan pinjaman ke UMKM," katanya di Solo, akhir pekan ini.

Selain itu, pelaku UMKM tidak melihat peluang bisnis atau prospek usaha lain. Rata-rata mengikuti usaha telah berjalan atau trend yang belum tentu bisa diterapkan dengan kondisi yang ada di masyarakat. "Mereka juga kurang memikirkan risiko yang akan terjadi dalam usaha dipilihnya itu.".

Dia mengakui banyak bank kurang memberikan sosialisasi dan pemahaman bagaimana meminjam kredit dengan benar dan tepat pada para pengusaha kecil. Ditambah, bank tidak punya data kuat calon debitur untuk mereka biayai.

"BI mendorong para bank dan pelaku UMKM agar saling mengenal dan memahami satu sama lain sehingga UMKM bisa lebih berkembang," katanya.

Bank Sentral berharap UMKM harus bisa meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasar agar bank menaruh kepercayaan. "Sementara bank bisa meningkatkan modal dan akses sumber pembiayaan supaya cita-cita UMKM ini menjadi besar," ujarnya.